Adalah suatu keberuntungan buat saya sampai akhirnya bisa ikut berpartisipasi di dalam acara yang baru pertama kali diselenggarakan oleh pemerintah ini. Bayangkan saja, acara dimulai pada hari kamis, 22 September dan satu hari sebelumnya, hari Rabu, teman saya baru menawari saya untuk mengikuti acara menginap selama lima hari itu karena orang yang sebelumnya akan mewakili sekolah saya ternyata tidak bisa hadir.
Tanpa pikir panjang, saya menyetujui tawaran dari teman saya tersebut karena saya rasa acara semacam ini akan memberikan banyak hal positif dan nggak ada salahnya buat dicoba. Padahal, sebetulnya ketika itu saya sama sekali nggak tau apa-apa tentang Jejak Tradisi Nasional (Jetranas) ini. Yang saya tau hanyalah acaraa ini bertujuan untuk mengenalkan kebudayaan betawi, lalu menginap lima hari di TMII, pesertanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, ada lomba karya tulis di dalamnya, dan yang paling penting: gratis.
Maka berangkatlah saya dengan empat orang teman saya yang lainnya; Lita, Abrar, Hasan, dan Kalih serta pak Trisna sebagai guru pembimbing.
Begitu tiba di sana, saya mulai minder melihat anak-anak dari daerah lain. Ternyata, peserta dari daerah yang bisa dibilang jauh dari Jakarta adalah peserta-peserta terpilih yang sebelumnya telah mengikuti Jetrada (jejak tradisi daerah) di daerahnya masing-masing. Saya, yang sama sekali gak bisa menari tarian tradisional, baca puisi, menyanyi, bahkan membuat karya tulis pun saya belum pernah, merasa kurang percaya diri. Untungnya semua anak di sana ramah dan terbuka sehingga rasa minder yang saya rasakan dapat teratasi.
Mata acara demi mata acara saya ikuti, dan lama kelamaan saya mulai merasa betah berada di lingkungan yang beragam ini. Senang sekali rasanya bisa berkenalan dengan anak-anak dari hampir seluruh provinsi di Indonesia. Bisa bertukar cerita, dan juga bisa belajar bahasa-bahasa daerah dari mereka secara langsung.
Judul dari post ini sendiri saya ketahui dari Theo dan Jodie yang berasal dari Ambon. Katong batamang sampai tua artinya adalah kita berteman sampai tua. Selain itu saya juga belajar sedikit bahasa Bugis dari Rahmat yang berasal dari Sengkang, Sulawesi Selatan. Saya juga mendapat kesempatan untuk bertemu kak Aliah yang datang dari Kalimantan dan Ina yang berasal dari Aceh. Bahkan, Alex yang berasal dari Papua juga mengikuti acara ini.
Slogan bhineka tunggal ika sangat terasa dan semakin saya percaya. Saya semakin yakin bahwa orang-orang Indonesia bisa bersatu dan membawa negara ini menjadi negara yang lebih maju. Karena mau putih atau hitam, Jawa ataupun Padang,Sabang maupun Merauke, kita semua lahir di tanah yang sama, katong samua basodara.
Lima hari yang kami lewatkan bersama berlalu dengan sangat cepat sekali, bahkan rasanya saya belum ingin pulang ke rumah dan masih ingin menghabiskan waktu bersama semua anak-anak Jetranas. Sekarang, walaupun semuanya sudah kembali ke rumah masing-masing, kami masih tetap menjalin hubungan baik melalui jejaring sosial ataupun saluran telepon. Saya harap suatu saat kita bisa berkumpul lagi dan yang jelas, katong batamang sampai tua.
Salam Jetranas!
Lima hari yang kami lewatkan bersama berlalu dengan sangat cepat sekali, bahkan rasanya saya belum ingin pulang ke rumah dan masih ingin menghabiskan waktu bersama semua anak-anak Jetranas. Sekarang, walaupun semuanya sudah kembali ke rumah masing-masing, kami masih tetap menjalin hubungan baik melalui jejaring sosial ataupun saluran telepon. Saya harap suatu saat kita bisa berkumpul lagi dan yang jelas, katong batamang sampai tua.
Salam Jetranas!
No comments
Post a Comment