Waktu
Aku Kecil
Waktu
aku kecil
Dunia
adalah kubus empat belas inci
Yang
menayangkan gambar warna-warni
Penuh
imajinasi
Waktu
aku kecil
Dunia
adalah permen loli warna pelangi
Merah
jingga kuning hijau biru nila ungu menari
Rasanya
manis seperti senyum mentari
Waktu
aku kecil
Dunia
adalah bulir-bulir air hujan
Yang
jatuh mengaliri selokan
Disambut
riang tawa kawan-kawan
Waktu
aku kecil
Dunia
adalah daun-daun kering
Tertiup
angin ketika fajar menyingsing
Lalu
berputar seperti gasing
Waktu
aku kecil
Apalah
arti politik dan ekonomi
Tak mengerti sengketa dan perang sana-sini
Yang
aku mau boneka Barbie!
Sekarang,
Waktu
dan Aku sudah tidak kecil lagi
Waktu
tambah berisi
Aku
bertambah tinggi
Harus
lalui gejolak emosi
Tak
bisa bicara seenak hati
Harus
menyadari
Banyak
tanggung jawab masih menanti
Waktu,
maukah
berputar bersamaku?
Biarkan
angin bertiup
Kembali
ke masa itu
Waktu
kita kecil dulu
+++
Tugas menulis puisi di sekolah, isinya sindrom 18. Sindrom sebelum umur saya genap 17 tahun 12 bulan. Ketika tersadar bahwa 17 tahun sudah mau selesai, rasanya seperti tertampar. Jadi sebentar lagi kuliah? Kerja? Jadi ibu-ibu? Semakin banyak umurnya, semakin banyak tanggung jawab yang hinggap. Lagi-lagi, saya tak ingin tumbuh besar. Dan lagi-lagi, saya mengingatkan diri saya bahwa hidup itu ya untuk tumbuh. Kalau berhenti tumbuh berarti layu dan mati, ya kan?
Jadi harus bersyukur bisa hidup sampai sekarang. Bisa ikut perjalanan mengelilingi matahari sebanyak 18 kali. Masa kecil mungkin memang menyenangkan, tapi kalau bisa membuat masa depan yang jauh lebih menyenangkan lagi, kenapa tidak dijalani?
Sebetulnya agak terlambat menulis ini sekarang.. Tapi tak apa. Sedikit kenang-kenangan dari tahun 2012 yang belum sempat saya abadikan.
love ♥♥
ReplyDeleteJoin my Anniversary Giveaway
There will be 2 Sets Hair Chalks for 2 Winner
Claireteressa.blogspot.com