DAY 2 15-12-12
“Jadi hari ini kita ke manaaa?”
“Kebun binatang, abis itu ke Prambanan!”
Begitulah instruksi yang diberikan oleh bapak Bayu untuk
memulai perjalanan kami di Jogja hari ini. Berbekal pengetahuan yang minim
tentang lokasi kebun binatang tersebut, berangkatlah kami meninggalkan losmen, setelah
sebelumnya menghabiskan sarapan yang dijual mbak-mbak yang bahkan sampe masuk
ke dalam losmennya buat jualan.
Nggak jauh dari losmen tempat menginap ada sebuah tempat
yang teramat sangat berguna untuk nusa dan bangsa apalagi untuk pelancong yang
sedang putus asa(?) Oke berlebihan wkwk. Yaitu… halte Transjogja!
Mari sama-sama berdoa agar pembangun Transjogja dan trayek
serta haltenya ini masuk surga. Karena selain harga tiketnya murah (3000 rupiah
sekali naik dan itu bisa sampai jauuuuh sekali) pelayanannya pun sangat bagus.
Mau pergi ke mana di daerah istimewa penghasil bakpia surgawi ini? Tinggal
tanyakan kepada petugas yang ada di halte dan mereka akan menjawab dengan
senyuman merekah. Hah.. sangat memuaskan hati pelanggan. Bisnya juga bagus
meskipun agak kurang besar, tapi aman!
Jadi setelah sedikit bertanya dan naik ke dalam bis kami pun
tiba di kebun binatang Gembira Loka! Yaay dari namanya aja udah gembira ya
nggak? Ada beberapa pilihan harga tiket masuk kalau mau ke Gembira Loka. Dari
15 ribu rupiah sampai 30 ribu rupiah. Kalau yang 30 ribu itu udah termasuk
tiket Kataring (sejenis kendaraan yang bakal nganterin berkeliling kebun
binatang) dan juga transportasi air. Karena kami pikir tiket 30 ribu itu akan
lebih menguntungkan maka kami beli lah empat tiket dan yaaay ayo kita lihat
binatang-binatang lucu.
Wah ternyata Gembira Loka sangat bagus dan tertata rapih,
petugasnya pun ramah-ramah. Dan dari yang gue liat orang-orang yang kerja di
sini tuh kayak tulus banget kerjanya dan kerja bareng-bareng seperti satu
keluarga. Nggak nyesel kok meskipun jauh-jauh ke Jogja ujung-ujungnya ke kebun
binatang.. soalnya kebun binatang yang ini beda.
Setelah puas melihat beraneka ragam ular-ular lucu, reptil, ikan,
primata, kadal, buaya, komodo, bahkan ada kudanil yang super besaaaar sekali
dan kudanilnya mangap! Dan juga binatang yang lainnya.. dan naik kataring dan transportasi air… Oh iya
kita juga sempet ngeliat pertunjukan binatang dan itu pertunjukannya gratis
loh. Sangat menghibur! Di akhir pertunjukkan ada orang utan yang boleh diajak
foto bareng. Pas di situ backsound lagunya lagu anak-anak jaman dulu.. Tau
nggak yang orang utan tan tan orang utan tan~ +ini ceritanya nyanyi+
Kalau gak tau boleh lihat di sini. Pokoknya lagu itu jadi
semacam soundtrack buat perjalanan selama di sana hahaha silahkan tanya Lita
dan Bayu.
Ketika kami memutuskan untuk beranjak dari Gembira Loka dan
melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata selanjutnya, tiba-tiba langit
berubah menjadi kelabu dan meneteskan banyak air mata… (kok jadi sedih) Itulah
fenomena yang biasanya kita sebut sebagai hujaaan! Oh tidak kami pun berlari-lari
keluar dari Gembira Loka.
Ternyata lokasi halte Transjogja menuju arah Prambanan
letaknya cukup jauh dari pintu keluar Gembira Loka sehingga kami pun harus
menumpang berteduh di depan sebuah toko.. (Ibu kalau baca tulisan ini saya mau
bilang makasih ya bu, maaf agak ngalangin pintu). Setelah hujannya mereda langsung deh ke halte
terdekat dan setelah perjalanan yang agak cukup lama kami sampai di sebuah
halte.
Dari halte tersebut ke pintu masuk Prambanan itu ternyata
agak lumayan jauh… Terus sepanjang perjalanan kami bernyanyi-nyanyi saja supaya
panjangnya jalan itu tidak terasa dan akhirnya sampai! Harga tiket masuk
Prambanan itu 25000 rupiah saudara-saudara. Nah di dalemnya kita banyak
foto-foto pake hp Munif (yang gaul itu loh). Kenapa hp Munif? Karena hp Lita
nggak ada kameranya, kamera hp gue seperti tak ada gunanya, dan kamera hp Bayu
tidak sebagus kamera hp Munif. Jadi kalau secara matematika tingkat kekameraan
hp kita itu seperti ini: hp munif > hp bayu > hp silmi > hp lita.
Dan yang menyedihkan itu sebetulnya nggak ada yang bawa
kamera pocket maupun dslr apalagi slr, apalagi kamera analog. Jadi dengan
adanya hp Munif itu kami sudah sangat bersyukur. +tangan menengadah ke langit+
Setelah puas berfoto-foto dengan gaya A sampai gaya Z di peninggalan
yang sudah berumur sangat tua ini kami pun kembali pulang ke Jl. Sosrowijayan
tempat sabun dan sikat gigi menunggu untuk digunakan.
Sesampainya di losmen Lita memutuskan untuk menghitung
piutang dan utang yang ia miliki, dan berapa pengeluaran yang dihabiskan untuk
hari ini. Dan ternyata ho ho ho ho ho ho! Hari ini kami sudah menghabiskan
sekitar 90rb rupiah. Padahal uang yang kami bawa tidak seberapa, dan masih
banyak hari tersisa, dan uang penginapan yang harus dibayar… Hari tergegabah sepanjang sejarah!
Padahal rencananya besok itu mau ke Merapi, terus besoknya
mau ke Wonosari. Namun nasi telah menjadi bubur, uang yang tersisa tak bisa
tumbuh subur(?). Silahkan lihat sketsa
Day 2, itu isinya kalkulasi sisa uang… Bahkan Bayu menyarankan kami menginap di
mesjid terus beli promag yang banyak. Kenapa beli promag? Supaya kuat meskipun
nggak makan berjam-jam nggak bakalan kena sakit maag. Udah kayak gitu kok ya
waktu itu gue malah ketawa-tawa aja bukannya panik hahahaha selama tiket pulang
sudah di tangan… Alhamdulillah yah kami nggak sampai menggembel di pinggir Jl.
Malioboro.. Tapi ya rencana ke Merapi dan Wonosari itu terpaksa dibatalin.
Karena uangnya harus disimpan buat beli makan juga..
Begitulah saudara-saudara, amanat yang dapat diambil, nanti
kalau mau jalan-jalan itung-itung dulu ya terus rencanain mau ke mana aja.
Kalau mau spontaneous juga gakpapa sih, tapi ya nanti mungkin juga spontan uhuy
uangnya habis atau nggak bisa beli makan :’-)
Malam harinya Bayu ngajak makan di alun-alun selatan. Dengan
berjalan kaki, untuk menghemat uang. Kami semua mengiyakan saja ajakan Bayu
karena kami sangat polos ketika itu dan tidak tahu.. kalau ternyata… alun-alun
selatan itu… Jauh banget subahanallah Allah maha besar! Syukurlah Jogja
termasuk kota yang walkable, nggak membuat kita tersesat dan lagi pula kan ada Apple
Maps tring tring.
Di alun-alun selatan kami makan di angkringan (padahal di
deket losmen juga ada sebenernya tapi nggak apa-apa biar seru dan ada ceritanya
wkwk). Pokoknya demi menghemat uang kami rela tidak naik becak-becak-an yang
berkelap-kelip banyak lampunya itu dan sangat minta dinaikin itu.. (untungnya
udah pernah nyoba waktu study tour dulu). Kami pun rela pulang ke Malioboro
dengan berjalan kaki (lagi untuk yang kesekian kalinya hari in).
Hari ini kami berempat sangatlah bugar dan sehat karena
banyak berjalan kaki, seperti iklan Anlene(?) Atau bahkan mungkin kita bisa
diangkat jadi brand ambassador(?). Kalau nggak salah kata Munif waktu itu jarak
dari Malioboro ke alun-alun selatan itu ya sekitar tiga kilometer. Berarti
bolak-balik enam kilo. Kurus kurus deh… Trus gue mau kurus kayak gimana lagi
coba :’-)
Tapi pulangnya seru banget loh soalnya jalanan sepi terus
kita lari-lari aja. Lari lari lari terbang dan berlari~ berjuanglah tsubasa
pahlawan kita~ Wuih harus rasain sensasinya. Bahkan lari kayak gitu doang
aja bisa sangat membahagiakan..
Sampai di losmen kaki-kaki ini juga sangat bahagia karena
akhirnya mereka bisa berlindung dari serangan asam-asam laktat yang sungguh
jahat.
Trimakasih banyak Jogja untuk hari yang sangat melelahkan-tapi-menyenangkan ini!
No comments
Post a Comment