12.26.2012

Jogjakarta [dalam kata] bag. 2

DAY 2 15-12-12

“Jadi hari ini kita ke manaaa?”
“Kebun binatang, abis itu ke Prambanan!”

Begitulah instruksi yang diberikan oleh bapak Bayu untuk memulai perjalanan kami di Jogja hari ini. Berbekal pengetahuan yang minim tentang lokasi kebun binatang tersebut, berangkatlah kami meninggalkan losmen, setelah sebelumnya menghabiskan sarapan yang dijual mbak-mbak yang bahkan sampe masuk ke dalam losmennya buat jualan.

Nggak jauh dari losmen tempat menginap ada sebuah tempat yang teramat sangat berguna untuk nusa dan bangsa apalagi untuk pelancong yang sedang putus asa(?) Oke berlebihan wkwk. Yaitu… halte Transjogja!

Mari sama-sama berdoa agar pembangun Transjogja dan trayek serta haltenya ini masuk surga. Karena selain harga tiketnya murah (3000 rupiah sekali naik dan itu bisa sampai jauuuuh sekali) pelayanannya pun sangat bagus. Mau pergi ke mana di daerah istimewa penghasil bakpia surgawi ini? Tinggal tanyakan kepada petugas yang ada di halte dan mereka akan menjawab dengan senyuman merekah. Hah.. sangat memuaskan hati pelanggan. Bisnya juga bagus meskipun agak kurang besar, tapi aman!

Jadi setelah sedikit bertanya dan naik ke dalam bis kami pun tiba di kebun binatang Gembira Loka! Yaay dari namanya aja udah gembira ya nggak? Ada beberapa pilihan harga tiket masuk kalau mau ke Gembira Loka. Dari 15 ribu rupiah sampai 30 ribu rupiah. Kalau yang 30 ribu itu udah termasuk tiket Kataring (sejenis kendaraan yang bakal nganterin berkeliling kebun binatang) dan juga transportasi air. Karena kami pikir tiket 30 ribu itu akan lebih menguntungkan maka kami beli lah empat tiket dan yaaay ayo kita lihat binatang-binatang lucu.

Wah ternyata Gembira Loka sangat bagus dan tertata rapih, petugasnya pun ramah-ramah. Dan dari yang gue liat orang-orang yang kerja di sini tuh kayak tulus banget kerjanya dan kerja bareng-bareng seperti satu keluarga. Nggak nyesel kok meskipun jauh-jauh ke Jogja ujung-ujungnya ke kebun binatang.. soalnya kebun binatang yang ini beda.

Setelah puas melihat beraneka ragam ular-ular lucu, reptil, ikan, primata, kadal, buaya, komodo, bahkan ada kudanil yang super besaaaar sekali dan kudanilnya mangap! Dan juga binatang yang lainnya..  dan naik kataring dan transportasi air… Oh iya kita juga sempet ngeliat pertunjukan binatang dan itu pertunjukannya gratis loh. Sangat menghibur! Di akhir pertunjukkan ada orang utan yang boleh diajak foto bareng. Pas di situ backsound lagunya lagu anak-anak jaman dulu.. Tau nggak yang orang utan tan tan orang utan tan~ +ini ceritanya nyanyi+
Kalau gak tau boleh lihat di sini. Pokoknya lagu itu jadi semacam soundtrack buat perjalanan selama di sana hahaha silahkan tanya Lita dan Bayu.

Ketika kami memutuskan untuk beranjak dari Gembira Loka dan melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata selanjutnya, tiba-tiba langit berubah menjadi kelabu dan meneteskan banyak air mata… (kok jadi sedih) Itulah fenomena yang biasanya kita sebut sebagai hujaaan! Oh tidak kami pun berlari-lari keluar dari Gembira Loka.

Ternyata lokasi halte Transjogja menuju arah Prambanan letaknya cukup jauh dari pintu keluar Gembira Loka sehingga kami pun harus menumpang berteduh di depan sebuah toko.. (Ibu kalau baca tulisan ini saya mau bilang makasih ya bu, maaf agak ngalangin pintu).  Setelah hujannya mereda langsung deh ke halte terdekat dan setelah perjalanan yang agak cukup lama kami sampai di sebuah halte.

Dari halte tersebut ke pintu masuk Prambanan itu ternyata agak lumayan jauh… Terus sepanjang perjalanan kami bernyanyi-nyanyi saja supaya panjangnya jalan itu tidak terasa dan akhirnya sampai! Harga tiket masuk Prambanan itu 25000 rupiah saudara-saudara. Nah di dalemnya kita banyak foto-foto pake hp Munif (yang gaul itu loh). Kenapa hp Munif? Karena hp Lita nggak ada kameranya, kamera hp gue seperti tak ada gunanya, dan kamera hp Bayu tidak sebagus kamera hp Munif. Jadi kalau secara matematika tingkat kekameraan hp kita itu seperti ini: hp munif > hp bayu > hp silmi > hp lita.

Dan yang menyedihkan itu sebetulnya nggak ada yang bawa kamera pocket maupun dslr apalagi slr, apalagi kamera analog. Jadi dengan adanya hp Munif itu kami sudah sangat bersyukur. +tangan menengadah ke langit+

Setelah puas berfoto-foto dengan gaya A sampai gaya Z di peninggalan yang sudah berumur sangat tua ini kami pun kembali pulang ke Jl. Sosrowijayan tempat sabun dan sikat gigi menunggu untuk digunakan.

Sesampainya di losmen Lita memutuskan untuk menghitung piutang dan utang yang ia miliki, dan berapa pengeluaran yang dihabiskan untuk hari ini. Dan ternyata ho ho ho ho ho ho! Hari ini kami sudah menghabiskan sekitar 90rb rupiah. Padahal uang yang kami bawa tidak seberapa, dan masih banyak hari tersisa, dan uang penginapan yang harus dibayar… Hari tergegabah sepanjang sejarah!

Padahal rencananya besok itu mau ke Merapi, terus besoknya mau ke Wonosari. Namun nasi telah menjadi bubur, uang yang tersisa tak bisa tumbuh subur(?). Silahkan lihat sketsa Day 2, itu isinya kalkulasi sisa uang… Bahkan Bayu menyarankan kami menginap di mesjid terus beli promag yang banyak. Kenapa beli promag? Supaya kuat meskipun nggak makan berjam-jam nggak bakalan kena sakit maag. Udah kayak gitu kok ya waktu itu gue malah ketawa-tawa aja bukannya panik hahahaha selama tiket pulang sudah di tangan… Alhamdulillah yah kami nggak sampai menggembel di pinggir Jl. Malioboro.. Tapi ya rencana ke Merapi dan Wonosari itu terpaksa dibatalin. Karena uangnya harus disimpan buat beli makan juga..

Begitulah saudara-saudara, amanat yang dapat diambil, nanti kalau mau jalan-jalan itung-itung dulu ya terus rencanain mau ke mana aja. Kalau mau spontaneous juga gakpapa sih, tapi ya nanti mungkin juga spontan uhuy uangnya habis atau nggak bisa beli makan :’-)

Malam harinya Bayu ngajak makan di alun-alun selatan. Dengan berjalan kaki, untuk menghemat uang. Kami semua mengiyakan saja ajakan Bayu karena kami sangat polos ketika itu dan tidak tahu.. kalau ternyata… alun-alun selatan itu… Jauh banget subahanallah Allah maha besar! Syukurlah Jogja termasuk kota yang walkable, nggak membuat kita tersesat dan lagi pula kan ada Apple Maps tring tring.

Di alun-alun selatan kami makan di angkringan (padahal di deket losmen juga ada sebenernya tapi nggak apa-apa biar seru dan ada ceritanya wkwk). Pokoknya demi menghemat uang kami rela tidak naik becak-becak-an yang berkelap-kelip banyak lampunya itu dan sangat minta dinaikin itu.. (untungnya udah pernah nyoba waktu study tour dulu). Kami pun rela pulang ke Malioboro dengan berjalan kaki (lagi untuk yang kesekian kalinya hari in).

Hari ini kami berempat sangatlah bugar dan sehat karena banyak berjalan kaki, seperti iklan Anlene(?) Atau bahkan mungkin kita bisa diangkat jadi brand ambassador(?). Kalau nggak salah kata Munif waktu itu jarak dari Malioboro ke alun-alun selatan itu ya sekitar tiga kilometer. Berarti bolak-balik enam kilo. Kurus kurus deh… Trus gue mau kurus kayak gimana lagi coba :’-)

Tapi pulangnya seru banget loh soalnya jalanan sepi terus kita lari-lari aja. Lari lari lari terbang dan berlari~ berjuanglah tsubasa pahlawan kita~ Wuih harus rasain sensasinya. Bahkan lari kayak gitu doang aja bisa sangat membahagiakan..

Sampai di losmen kaki-kaki ini juga sangat bahagia karena akhirnya mereka bisa berlindung dari serangan asam-asam laktat yang sungguh jahat. 
Trimakasih banyak Jogja untuk hari yang sangat melelahkan-tapi-menyenangkan ini!

No comments

Post a Comment

© Silly Me
Maira Gall