10.29.2012

Bahagia Itu Sederhana

Bahagia itu sederhana.

 Bukan, bukan restoran Padang yang satu itu. Sederhana, sesederhana membalikkan telapak tangan. Selalu ada di sana, nggak perlu dicari, hanya perlu kita lihat.

 Nggak perlu uang, hanya butuh ruang. Ruang di dalam setiap pikiran manusia. Karena kalau mereka senantiasa menutup pintu kebahagiaan di dalam hatinya.. darimana bahagia bisa masuk?

 Belakangan ini ruang-ruang di dalam hati saya banyak dipenuhi kebahagiaan. Kalau hati saya adalah sebuah hotel, mungkin sudah ada berjuta ruang kebahagian di dalamnya. Berjuta ruang itu tidak semuanya saya ingat di mana kuncinya, hanya sebagian ruang yang kebetulan masih saya ingat betul letak kunci yang menjaganya.

Ruang Pertama 
Sebetulnya kunci dari ruang pertama ini sudah hilang entah ke mana, saya lupa. Tapi isi di dalamnya masih saya ingat hingga sekarang. Meskipun semua detail tentangnya telah benar-benar kabur, saya ingat satu hal; hari ini saya terlahir ke dunia.

 Ruang Ke-seratus-sekian 
Waktu kecil dulu, setiap saya jatuh dan terluka, ibu saya selalu meniup luka itu dan bilang, “Syafakillah.”. Lukanya nggak langsung sembuh, tapi sakitnya langsung hilang.

 Ruang Ke-sekian-ribu
Minggu pagi, standby di depan televisi. Nonton banyak kartun. Mandi pagi jam satu siang. 

Ruang Ke-sekian-ribu
 Jingganya langit bersatu dengan ungu, pertanda gelap akan segera menyelimuti. Langit menyemburatkan senyum. semburat langit sore.

 Ruang Ke-sekian-juta 
Bulannya bulat sempurna. Dan dari tempat yang berbeda, bisa lihat bulan yang sama.

 Ruang Ke-sekian-juta 
Daun-daun kering bertebaran di jalan. Injak. Lalu bunyi.. Injak yang lebih kering… Rasanya kayak makan kerupuk.

 Ruang Ke-sekian-juta 
Hari ini di Minggu Pagi, saya bangun dan memutuskan untuk segera bangkit dari tempat tidur dan melakukan sesuatu –selain hanya menggulungkan diri di dalam selimut. Saya membuka jendela kamar dan… udara pagi, cahaya mataharinya Minggu pagi! Breath in and feel it, the warmth of the sun. Minggu pagi, pagi terindah di antara pagi-pagi yang lainnya. Mungkin terdengar berlebihan, tapi coba rasakan sendiri. 

Ruang Ke-sekian-juta 
Masih di hari yang sama. Kali ini saya mencoba mengingat kembali kebahagiaan-kebahagiaan yang pernah saya rasakan waktu kecil dulu. Hasilnya…ruang ke-sekian-juta ini terbentuk.

 Bahagia itu simpel. Sesimpel mengingat kembali kebahagiaan-kebahagiaan yang dulu pernah kita rasakan. Buka kembali ruang kebahagiaan yang sudah lama tertutup, muncul lagi satu ruang kebahagiaan yang baru. 

Berjuta-juta kenikmatan dianugerahkan-Nya untuk manusia. Maka nikmat mana lagi yang ingin kita dustakan? Banyaknya nikmat di dalam hidup ini membuatnya terlalu indah untuk dilewatkan dengan tidak bahagia.

No comments

Post a Comment

© Silly Me
Maira Gall