Personal Things
Showing posts with label Personal Things. Show all posts

4.07.2013

Passion + Purpose


“When you do things from your soul, you feel 

a river moving in you, a joy.” ― Rumi


Passion, adalah satu kata ajaib yang bisa membuat yang tak bisa menjadi bisa, tak mahir menjadi mahir, tak percaya menjadi percaya.

Karena ketika kita benar-benar passionate about something, maka impuls-impuls di otak kita secara tak sadar akan mencari dan mencari, belajar dan terus belajar, karena apa yang kita kejar itu senilai dengan kebahagiaan, kepuasan, dan juga bentuk apresiasi atas diri sendiri.

Nggak ada orang mahir yang langsung mahir, kan? Semua pasti berawal dari ketertarikan.

Tapi, apakah cukup sampai di situ? Mengejar apa yang kita suka?

Purpose, saya rasa, juga diperlukan untuk menyelaraskan passion. Apa tujuan saya hidup di Bumi? Makan, tidur, berkerja, dapat uang, begitu saja kah? My true passion is singing, terus mau cuma nyanyi aja, jadi terkenal, dapat uang banyak? Awalnya, saya juga belum terpikir sampai ke 'tujuan saya' namun seorang teman akhirnya menyadarkan saya bahwa hidup itu cuma sekali, and life's so much more than just doing what you love or pursuing your passion.

Passion dan purpose ini memang bisa berubah-ubah, sesuai pengalaman dan kejadian yang terjadi dalam hidup kita, karena pengalaman lah yang membangun cara berpikir. Waktu kecil dulu, saya pernah bercita-cita mau kuliah di FMIPA Universitas Indonesia karena nilai ulangan Matematika saya 10. Lain dulu lain sekarang. Berhubung matematika saya sudah nggak pernah dapet 10 lagi, cita-cita yang dulu itu saya kubur di dalam peti. Kadang saya buka, sambil ketawa.

Sejak sekolah dasar, dua hal yang saya suka adalah menulis dan menggambar (termasuk juga bikin-bikin sesuatu). Ikut lomba gambar, lomba menghias kaleng, bahkan waktu SD dulu itu pernah menerbitkan buku. Ketika itu cita-cita yang ada di otak saya ya, jadi penulis. Tapi ternyata nulisnya masih bener-bener ngikutin mood, dan begitulah bertahun-tahun saya lewati tanpa menerbitkan buku kedua, apalagi ketiga. Setiap ada yang tanya, "Nggak bikin buku lagi?", saya cuma nyengir kuda.

Beranjak ke SMP dan SMA, passion saya di bidang seni pun menguat. Waktu SMP dulu sering buat macam-macam barang, yang paling saya ingat itu bikin poster tentang daur ulang, background kertas posternya saya lapisin pakai bungkus Indomie, terus dapet nilai sepuluh huehehe.

Masalah gambar, sebenarnya sampai sekarang juga saya belum jago-jago amat, masih harus banyak banyak banyak belajar. Bahkan saya juga masih sering minder kalau lihat gambar orang lain, saya masih sering bertanya, apakah saya bisa? Aduh, kayaknya masih payah banget. Atau harusnya jadi penulis aja? Pasti banyak bingung-bingungnya. Tapi pada akhirnya, passion itu lah yang kembali menguatkan dan menyulut kata 'percaya'. Bismillah, kalau mau belajar, pasti bisa!

Trus jadinya, saya bikin kesimpulan sendiri, dari semua kejadian yang pernah saya alami, apa yang mau saya berikan untuk Bumi, untuk teman-teman sesama manusia.

Saya mau memberikan sesuatu buat anak-anak kecil, habisnya miris sekali lihat anak-anak sekarang banyak yang kehilangan masa kecilnya. Hari Minggu nggak ada kartun, adanya orang kucek-kucek jemur. Lagu anak-anak juga hilang tenggelam. Anak-anak lebih banyak main handphone daripada baca buku. Apa yang bisa saya kasih buat mereka?

Saya mau bikin buku cerita anak-anak yang bagus. Yang bisa ngajarin banyak hal. Yang gambarnya bagusss biar semua anak mau baca. Saya juga mau rancang desain kamar anak-anak. Kamar yang bisa buat main dan belajar, bisa berpetualang juga.

Pasti akan senang sekali kalau bisa melakukan apa yang kita suka sekaligus bermanfaat untuk orang lain. Semoga apa yang saya tulis ini nggak cuma jadi tulisan, tapi juga bisa saya wujudkan kelak. Semoga kita semua bisa jadi orang-orang sukses dengan Passion + Purpose-nya masing-masing.

Passion + Purpose for a better world! :-D

11.01.2012

Don't you miss these?

Glimpses of childhood memories.

Jauh sebelum negara api menyerang, jauh sebelum bakteri kucek-kucek-jemur mengotori Minggu pagi.

Tsubasa bilang bola adalah teman. Terus kalau tendang bola ke gawang, gawangnya bisa bolong saking hebatnya tendangan Tsubasa dan juga rivalnya Hyuga. Iya, yang kalau main bola lengan jersey-nya selalu digulung dan punya tendangan elang. Terus ada Wakabayashi kiper yang saking jagonya selalu pake topi meskipun topinya agak nutupin mata. Terus ada yang kembar itu juga. Ada sahabatnya Tsubasa, Misaki. Ada yang sakit jantung itu. Ada cewek yang selalu setia menemani Tsubasa. Ada sekolah Nankatsu sampai sekolah sepakbola di Barcelona.
.
Tamiya, beyblade, b-daman. Beli itu semua pake uang lebaran. Bahkan beli track balapan tamiya. Tamiya yang  dibeli yang 4-wd dan kalau gak salah sih si Magnum Cyclone itu.
Main beyblade pake panci karena nggak punya arenanya.
Beli b-daman minta tolong dirakitin sama mas-mas toko mainan.

Power rangers in space sepertinya power ranger terkeren yang pernah gue tonton. Meskipun ingatnya samar-samar, tapi rasanya senang sekali kalau lihat mereka lagi. Kesenangan yang dulu itu seperti kembali.
Beetleborgs, satu episodenya masih gue ingat jelas. Ada hantu-hantu yang di rumah besar itu dan ada yang suka makan kecoak. Ada lemari berputar yang membawa masuk ke ruang rahasia. Ada banyak penjahat dan banyak aksi-aksi melawan kejahatan.

Hamtaro tidur di mana saja/ Apa yang paling dia senangi/ Biji bunga matahari/
Hachi anak yang sebatang kara/ Pergi mencari ibunya/ Di malam yang sangat dingin teringat mama/
Hal yang menyenangkan hati/ Banyak sekali bahkan kalau kita bermimpi/ Sekarang ganti baju agar menarik hati/ Ayo kita mencari teman/

Dan masih banyak lagi kartun-kartun lain yang kayaknya bakal terlalu panjang kalau semuanya di post di sini.
Salam sembilan puluhan!

10.29.2012

Bahagia Itu Sederhana

Bahagia itu sederhana.

 Bukan, bukan restoran Padang yang satu itu. Sederhana, sesederhana membalikkan telapak tangan. Selalu ada di sana, nggak perlu dicari, hanya perlu kita lihat.

 Nggak perlu uang, hanya butuh ruang. Ruang di dalam setiap pikiran manusia. Karena kalau mereka senantiasa menutup pintu kebahagiaan di dalam hatinya.. darimana bahagia bisa masuk?

 Belakangan ini ruang-ruang di dalam hati saya banyak dipenuhi kebahagiaan. Kalau hati saya adalah sebuah hotel, mungkin sudah ada berjuta ruang kebahagian di dalamnya. Berjuta ruang itu tidak semuanya saya ingat di mana kuncinya, hanya sebagian ruang yang kebetulan masih saya ingat betul letak kunci yang menjaganya.

Ruang Pertama 
Sebetulnya kunci dari ruang pertama ini sudah hilang entah ke mana, saya lupa. Tapi isi di dalamnya masih saya ingat hingga sekarang. Meskipun semua detail tentangnya telah benar-benar kabur, saya ingat satu hal; hari ini saya terlahir ke dunia.

 Ruang Ke-seratus-sekian 
Waktu kecil dulu, setiap saya jatuh dan terluka, ibu saya selalu meniup luka itu dan bilang, “Syafakillah.”. Lukanya nggak langsung sembuh, tapi sakitnya langsung hilang.

 Ruang Ke-sekian-ribu
Minggu pagi, standby di depan televisi. Nonton banyak kartun. Mandi pagi jam satu siang. 

Ruang Ke-sekian-ribu
 Jingganya langit bersatu dengan ungu, pertanda gelap akan segera menyelimuti. Langit menyemburatkan senyum. semburat langit sore.

 Ruang Ke-sekian-juta 
Bulannya bulat sempurna. Dan dari tempat yang berbeda, bisa lihat bulan yang sama.

 Ruang Ke-sekian-juta 
Daun-daun kering bertebaran di jalan. Injak. Lalu bunyi.. Injak yang lebih kering… Rasanya kayak makan kerupuk.

 Ruang Ke-sekian-juta 
Hari ini di Minggu Pagi, saya bangun dan memutuskan untuk segera bangkit dari tempat tidur dan melakukan sesuatu –selain hanya menggulungkan diri di dalam selimut. Saya membuka jendela kamar dan… udara pagi, cahaya mataharinya Minggu pagi! Breath in and feel it, the warmth of the sun. Minggu pagi, pagi terindah di antara pagi-pagi yang lainnya. Mungkin terdengar berlebihan, tapi coba rasakan sendiri. 

Ruang Ke-sekian-juta 
Masih di hari yang sama. Kali ini saya mencoba mengingat kembali kebahagiaan-kebahagiaan yang pernah saya rasakan waktu kecil dulu. Hasilnya…ruang ke-sekian-juta ini terbentuk.

 Bahagia itu simpel. Sesimpel mengingat kembali kebahagiaan-kebahagiaan yang dulu pernah kita rasakan. Buka kembali ruang kebahagiaan yang sudah lama tertutup, muncul lagi satu ruang kebahagiaan yang baru. 

Berjuta-juta kenikmatan dianugerahkan-Nya untuk manusia. Maka nikmat mana lagi yang ingin kita dustakan? Banyaknya nikmat di dalam hidup ini membuatnya terlalu indah untuk dilewatkan dengan tidak bahagia.

4.25.2012

Travel the World



I made this 1K-a-day jar a couple days ago. Let's travel the world and get lost! Someday baby, someday. Just wait and see.

12.17.2011

Another 365-Day Trip Around the Sun


Image and video hosting by TinyPic

Well…. Where should I start?

I AM SEVENTEEN! Can you believe that? Neither can I.

So I’ve been on this 365-Days-Trip Around the Sun for the 17th time. Means..I have spent how many hundred days living on this planet Earth? You do the math.

Actually, to be completely honest, I don’t wanna get any older. I want to be forever young. No, not that childish kind of young. I wanna be a young kid, who sees the world in such a simple way. Dance in the rain. Run with the wind. Paint rainbows. Chase the stars.  Life is an adventure.

(Do I start to sound like a TV commercial? Okay I’m so sorry. Gonna stop that right here)

 It’s not the wrinkles or how will I look when I’m a granny that terrifies me. To get older, but none the wiser. It is terrifying. Getting older and forget how to laugh. That one sounds even more terrifying. I don’t wanna have any more problems that will stress me out. Adults, they whine, groan, angry, and snore.

But that’s how life is. If I’m not growing, then I’m not living. If I don’t want to grow maybe I could just turn myself into a rock, or a bookshelf, or other un-living things. But fortunately, I don’t want to be a rock. I still wanna be a human, with its plus and minus (‘cause there won’t be any Plus if Minus doesn’t exist).  I’ll grow on my way. I can be an adult with a young-mind inside, rite? (Again, not a childish kind of young. Got what I mean?)

To be born as a human, it’s a gift that I should be grateful of. To be given the opportunity to live for the past seventeen years, I should be thanking God. So I’m gonna live the life joyfully, and be the best that I can be.
Some people call this moment as a Sweet Seventeen. You know what, it’s overrated. Being seventeen isn’t that sweet. It’s more like a wake up call. Wake up! Grow up! Wise up! Chin up!

Now I see,  it’s time to be a Better Me!






p.s. That beautiful pop-up card was made by the one and only Dewi Fortuna Maharani. Thanks again, dew! :-D

9.30.2011

Katong Batamang Sampai Tua

Image and video hosting by TinyPic


Image and video hosting by TinyPic



Image and video hosting by TinyPic


Adalah suatu keberuntungan buat saya sampai akhirnya bisa ikut berpartisipasi di dalam acara yang baru pertama kali diselenggarakan oleh pemerintah ini. Bayangkan saja, acara dimulai pada hari kamis, 22 September dan satu hari sebelumnya, hari Rabu, teman saya baru menawari saya untuk mengikuti acara menginap selama lima hari itu karena orang yang sebelumnya akan mewakili sekolah saya ternyata tidak bisa hadir.

Tanpa pikir panjang, saya menyetujui tawaran dari teman saya tersebut karena saya rasa acara semacam ini akan memberikan banyak hal positif dan nggak ada salahnya buat dicoba. Padahal, sebetulnya ketika itu saya sama sekali nggak tau apa-apa tentang Jejak Tradisi Nasional (Jetranas) ini. Yang saya tau hanyalah acaraa ini bertujuan untuk mengenalkan kebudayaan betawi, lalu menginap lima hari di TMII, pesertanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, ada lomba karya tulis di dalamnya, dan yang paling penting: gratis.  

Maka berangkatlah saya dengan empat orang teman saya yang lainnya; Lita, Abrar, Hasan, dan Kalih serta pak Trisna sebagai guru pembimbing.  

Begitu tiba di sana, saya mulai minder melihat anak-anak dari daerah lain. Ternyata, peserta dari daerah yang bisa dibilang jauh dari Jakarta adalah peserta-peserta terpilih yang sebelumnya telah mengikuti Jetrada (jejak tradisi daerah) di daerahnya masing-masing. Saya, yang sama sekali gak bisa menari tarian tradisional, baca puisi, menyanyi, bahkan membuat karya tulis pun saya belum pernah, merasa kurang percaya diri. Untungnya semua anak di sana ramah dan terbuka sehingga rasa minder yang saya rasakan dapat teratasi.

Mata acara demi mata acara saya ikuti, dan lama kelamaan saya mulai merasa betah berada di lingkungan yang beragam ini. Senang sekali rasanya bisa berkenalan dengan anak-anak dari hampir seluruh provinsi di Indonesia. Bisa bertukar cerita, dan juga bisa belajar bahasa-bahasa daerah dari mereka secara langsung.

Judul dari post ini sendiri saya ketahui dari Theo dan Jodie yang berasal dari Ambon. Katong batamang sampai tua artinya adalah kita berteman sampai tua. Selain itu saya juga belajar sedikit bahasa Bugis dari Rahmat yang berasal dari Sengkang, Sulawesi Selatan. Saya juga mendapat kesempatan untuk bertemu kak Aliah yang datang dari Kalimantan dan Ina yang berasal dari Aceh. Bahkan, Alex yang berasal dari Papua juga mengikuti acara ini.

Slogan bhineka tunggal ika sangat terasa dan semakin saya percaya. Saya semakin yakin bahwa orang-orang Indonesia bisa bersatu dan membawa negara ini menjadi negara yang lebih maju. Karena mau putih atau hitam, Jawa ataupun Padang,Sabang maupun Merauke, kita semua lahir di tanah yang sama, katong samua basodara.


Lima hari yang kami lewatkan bersama berlalu dengan sangat cepat sekali, bahkan rasanya saya belum ingin pulang ke rumah dan masih ingin menghabiskan waktu bersama semua anak-anak Jetranas. Sekarang, walaupun semuanya sudah kembali ke rumah masing-masing, kami masih tetap menjalin hubungan baik melalui jejaring sosial ataupun saluran telepon. Saya harap suatu saat kita bisa berkumpul lagi dan yang jelas, katong batamang sampai tua.


Salam Jetranas!

9.27.2011

Dear MPK/OSIS 2010/2011,

Image and video hosting by TinyPic

Terimakasih untuk setiap kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang telah menghapus segala jenis kesedihan.

9.12.2011

Crème


Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic


Image and video hosting by TinyPic

tailor made shirt, anti beauty pants, mom's loafers, unbranded canvas bag

7.14.2011

Roses are Red, and Jeans are Blue

Image and video hosting by TinyPic


Image and video hosting by TinyPic

Image and video hosting by TinyPic



 Mom's floral hijab, made by Tailor white shirt, custom made jeans, online shop sling bag, Kickers red shoes.
© Silly Me
Maira Gall