Wah wah wah kapan terakhir kali saya mengisi blog ini dengan rentetan cerita dan keluh kesah seputar kehidupan? Tahun lalu. Ya, 2105 adalah tahun lalu dan sekarang kita sudah memasuki bulan kedua di tahun Monyet Api ini. Banyak, banyak sekali yang terjadi di tahun 2015 kemarin, tapi kali ini saya hanya akan menceritakan bagian semester limanya saja ya.
Semester lima.. hm kuliah berjalan seperti biasanya, masih dengan portofolio seperti semester-semester sebelumnya. Untuk mata kuliah lainnya nggak akan saya bahas secara detail karena sejujurnya kuliah teori semester ini banyak yang agak membosankan dan rasanya seperti masuk kuping kanan keluar kuping kiri.. tidak banyak yang membekas dalam ingatan. Berbeda dengan semester sebelumnya di mana saya dengan tekun mencatat dan meresapi apa yang disampaikan di kelas-kelas teori.
|
Balik lagi ke persoalan akademis, untuk kelas studio/kelas perancangan/kelas yang berujungpada porto sebagai tugas akhir semester inii, saya ditugaskan untuk merancang sebuah retail space, yang berlandaskan pada retail beneran tapi denahnya hanya khayalan. Nah karena saya anaknya musik banget (heheh nga deng kebetulan di semester ini saya menjabat sebagai chief Music Director 8EH, jadi aja ketertarikan saya terhadap musik semakin meningkat) saya memilih sebuah record store untuk dijadikan objek perancangan.
Kalau kalian suka musik pasti tau juga lah ya beberapa tahun belakangan lagi booming nih musik dalam bentuk rilisan fisik seperti kaset dan piringan hitam. Apalagi dengan adanya record store day setiap tahun. Para penikmat musik rela merogoh koceknya demi mengoleksi rilisan dari band kesukaan mereka (atau sebenernya ngga suka-suka banget tapi tetep beli biar keliatan keren ya? hm). Dengan bertambahnya minat akan rilisan fisik ini, toko rilisan fisik adalah salah satu ruang penting yang harus tetap ada di kehidupan manusia yang udah serba digital kayak sekarang. Intinya, toko musik ini penting buat di desain dengan bagus, bukan cuma soal jualan barang aja, tapi gimana si pembeli bisa dapet pengalaman saat dia berbelanja.
Seperti misalnya nih, saya terinspirasi juga dari film 500 Days of Summer. Inget nggak adegan waktu Summer sama Tom jalan-jalan ke record store? Nah di situ mereka juga nyobain piringan hitamnya kan, kaya masuk ke satu ruangan gitu dan dengerin di situ. Pengalaman seperti itu lah yang ngga bisa didapetin ketika kita belanja lewat toko di internet, atau beli musik digital lewat jasa streaming seperti iTunes.
Main-main ke record store siapa tau ketemu jodoh. |
Untuk perancangan kali ini, saya memilih sebuah record store yang terletak gak jauh dari kosan saya, namanya Bhang Records. Sekilas info nih, Bhang Records merupakan sebuah record store milik pentolan The S.I.G.I.T, yak benar siapa lagi kalau bukan Rekti Yoewono. Bermula dari kecintaan beliau terhadap piringan hitam dan koleksinya yang sangat banyak, akhirnya dibuka lah si Bhang Records ini.
Nah sebenarnya kalau kita mau membahas lebih jauh lagi mengenai record store akan jadi panjang banget, mungkin saya bisa nulis satu post khusus tentang itu hehe di lain waktu yaa. Pendek kata, setelah beberapa kali proses asistensi dan lainnya, hasil akhir desain yang saya buat adalah sebagai berikut:
Versi lebih lengkap akan saya unggah ke: https://www.behance.net/silmi-sabila |
Anywho, selain matkul matkul yang behubungan dengan desain interior, semester ini saya ambil matkul dari program studi Kriya yaituuu jeng jeng jeng Keramik Dekorasi 2! Yayyy. Kenapa keramik dekorasi 2 bukan 1? Karena yang bisa diambil mahasiswa prodi lain itu yang 2, kalau yang 1 itu khusus buat anak keramik. Matkul keramik dekorasi ini intinya simpel banget, mendekorasi keramik. (Yha).
Jadi, awalnya kita bakal dijelasin beberapa teknik yang bisa dipake untuk menghias sebuah biskuit (tanah yang baru dibakar sekali, warnanya cokelat gitu kaya biskuit). Ada teknik kuas, celup, tuang, semprot, dan terakhir ada juga teknik menghias dengan kertas decal. Seru! Dengan mengikuti kelas ini jadi bisa bikin sesuatu yang nyata, nggak fana kaya desain-desain yang dibikin buat porto selama ini haha.
Biskuit yang sudah diwarnai dengan glasir namun belum dibakar
Kiri: pewarnaan dengan kuas, kanan: celup dengan bantuan masking tape
|
Selain ituu, di kepengurusan 8EH kali ini, saya diajak berkolaborasi sama MD dari radio UNPAD (RadioMU) dan radio UNPAR (URS) untuk bikin sebuah microgigs. Meskipun banyak hambatan dan acaranya diundur terus, saya senang bisa berkenalan dengan teman-teman radiomu dan urs. Nah itu hal lain yang saya suka juga, kenalan sama orang-orang baru. Rasanya jadi kaya...menambah pengetahuan tentang hidup(?) dan punya pandangan yang baru lagi, ga cuma terkungkung dalam satu ideologi. Sampai saat ini acaranya masih dalam tahap persiapan, doain aja semoga lancar yaa haha.
Selamat tinggal semester 5 dan selamat datang semester 6! Nggak kerasa, eh kerasa sih tapi cepat juga waktu berlalu.. saya udah sampai di tingkat tiga dalam kehidupan berkampus ria ini. Tinggal beberapa bulan tersisa sebelum akhirnya saya...wisuda....jadi pengangguran.....belum tau mau kerja di mana huhu. Yah mungkin sekarang bisa sambil cari-cari dulu ya. Semoga akan banyak hal baik yang terjadi di semester enam an semester selanjut selanjutnya dan selanjutnya.
No comments
Post a Comment