7.20.2012

FLS2N - The Journey (part 2)


The power of idea, mungkin itulah yang akhirnya bisa mengantarkan gue hingga sampai di titik ini.

Makanya, gue mau bilang terimakasih yang sebanyak-banyaknya to my partner in crime Dewi Fortuna Maharani karena ide untuk membuat poster itu muncul ditengah-tengah obrolan gue bersamanya. Berhubung skill gue dalam mengobok-obok photoshop masih bisa dibilang pemula. Mungkin dewi fortuna yang satunya itu juga memang sedang memihak gue, if you know what I mean.

Dan begitulah hari berlanjut, sebelum gue berangkat ke Mataram buat lomba yang tingkat nasional, gue terlebih dulu mengikuti pelatihan untuk kontingen Jawa Barat. Dan semuanya pun jadi terasa lebih serius. Gue yang awalnya ikut lomba ini hanya mencoba peruntungan, mengemban nama Jawa Barat di pundak gue yang ringkih ini... Pelatihan diadain di Bandung, dan ketika itu gue dilatih sama bapak yang menjadi juri di tingkat provinsi. Di pelatihan ini gue pun bertemu dengan anak-anak hebat yang datang dari berbagai kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat.

Ada yang jauh-jauh dari Pelabuhan Ratu. Mereka itu anak-anak teater dari SMA Mutiara Pelabuhan Ratu. Ada enam orang; Faisal, Surya, Iqbal, Rezha, Dechi, dan Sherly. Ada juga yang asalnya dari Bandung, tim nari Didi dan Dini, mereka berdua anak SMAN 2 Bandung. Untuk solo vocal putri, ada Osa yang suaranya meuni aduhai, dari SMAN 8 Bandung. Kalau vocal putranya, ada Asep dari Lembang. Di bidang baca tulis puisi ada Wildan dan Fasha dari SMAN 1 Cianjur. Kalau MTQnya, ada Lilis dari Ciamis dan Syamsul dari Cianjur. Nah kalau di bidang kriya, ada Iqbal (darimana ya lupa heheheheh-_-) dan ada juga Dewi dari SMAN 1 Cimahi. Dewi ini lah yang jadi temen sekamar sekaligus guru privat bahasa Sunda (?) selama pelatihan. Dan yang terakhir, ada teman seperjuangan gue di lomba poster, Ramdan dari SMAN 2 Cianjur.

Di pelatihan, semua orang ngomong bahasa Sunda. Gue yang orang Sunda kw 3 ini pun hanya bisa terbengong-bengong. Naon ieu teh, hanya itulah yang ada di pikiran gue. Pemahaman gue sama bahasa Sunda sangatlah minim. Kalau istilah Sunda-nya, cuma ngerti sakedik-sakedik. Kadang suka sedih juga, kayak waktu ikut Jetranas waktu itu, anak-anak lain punya ciri khas bahasa daerah masing-masing tapi apa yang gue punya? Rasanya kayak yang lain itu warna-warni dan cuma gue yang abu-abu. Tapi lumayan juga lah di pelatihan itu akhirnya gue lumayan bisa ngerti apa yang mereka obrolin dan belajar banyak kosakata baru. Pokoknya mah kalau orang Jawa Barat sabisa bisa kudu bisa insya Allah pasti bisa.

Setelah pelatihan selama empat hari itu, kami pun diberangkatkan ke Mataram pada hari Minggu, 17 Juni 2012. Inilah pengalaman pertama gue naik pesawat tanpa orangtua, meskipun yah, pengalaman gue naik pesawat sama orangtua itu juga bisa dihitung pake jari sih hehehe. FLS2N tingkat nasional ini diselenggarain dari tanggal 18-23 Juni. Jadi di hari minggu itu, setelah menunggu dan beberapa menit delay, akhirnya kita sampe juga di Mataram sekitar jam sebelas malam waktu setempat dan langsung menuju ke hotel masing-masing. Di hotel, kamarnya dibagi sesuai sama bidang lomba yang diikuti. Gue sekamar sama Dina dari Papua (teman sarapan roti dan sosis!) dan Melina dari Sumatera Selatan.

Keesokan harinya, 18 Juni 2012 pembukaan FLS2N tingkat nasional pun diselenggarakan. Semuanya berkumpul di kantor gubernur. Mulai dari anak SD sampai anak SLB. Ada beberapa pertunjukan kebudayaan juga disitu.

Di hari Selasa, kami peserta lomba desain poster mendapatkan workshop dari para juri. Waaah ternyata juri-jurinya dalah para dosen dkv di FSRD ITB. Workshopnya bertujuan untuk menyamakan persepsi semua peserta tentang arti dari poster itu sendiri, karena lomba poster tahun ini formatnya berbeda dari lomba poster di tahun-tahun sebelumnya. Dulu lomba poster itu formatnya digambar tangan, nggak menggunakan teknologi digital.

Pada hari Rabu barulah gue deg-degan karena pada hari inilah lomba dimulai. Awalnya kan pas berangkat gue dan Ramdan mengira kalau tema poster yang dilombakan bakal sama kayak yang di tingkat provinsi, jadi kita tinggal bikin ulang ide yang udah kita punya. Tapi ternyata eh ternyata seperti dijelasin pas workshop kemarinnya, pas lomba itu kita dikasih soal lagi sama jurinya. Oke tema umumnya emang sama tapi tema khususnya beda sama poste yang udah pernah gue bikin sebelumnya.

Dan gue carilah si ide itu disaat itu juga, ketika lomba sedang berlangsung. Tema poster yang harus gue buat kali ini seputar perempuan, pornografi, dan internet. Dan begitulah waktu bergulir… juri menyediakan waktu yang cukup lama, mulai dari jam sembilan pagi sampai jam lima sore. Bapak John Mayer dan Akang Tulus menemani perjalanan gue menciptakan si poster, sampai akhirnya selesai juga. Fiuh. Lega tapi cukup dag dig dug juga, apakah poster yang gue buat kali ini akan menjadi juara?

Bersamaan dengan selesainya lomba muncul lah kegalauan-kegalauan dalam hati ini.. (wkwk) Between hopeless and hopeful, didn’t know where to put myself into. Yang jelas gue hanya bisa berdoa dan mengharapkan yang terbaik. Apa pun hasilnya nanti, gue sudah cukup puas dengan apa yang gue buat. I’ve sacrificed so much for this moment. Tanggung jawab yang terpaksa gue tinggalin, momen-momen yang mau nggak mau harus gue lewatkan. Kalaupun nanti hasilnya gue nggak bawa pulang medali, gue sudah sangat bersyukur bisa sampai di titik ini.

Kamisnya, poster-poster yang telah dibuat oleh para peserta dipamerkan. Jadi setiap poster dicetak dan dikasih frame. Waah semuanya bagus-bagus. Masalahnya, bukan cuma teknik yang dinilai di sini, tapi yang paling penting adalah ide dan visualisasinya. Karya-karya peserta lomba seni kriya juga dipamerkan di tempat yang sama. Dan di siang harinya, gue sempet melihat anak-anak yang lagi lomba nyanyi. Ini parah banget, banyak banget yang suaranya bagus. Tapi urang tentu saja menjagokan penyanyi dari Jawa Barat, Osa sama Asep. Penampilan mereka juga keren pisan.. dua jempol lah.

Setelah selesai nonton pertunjukan nyanyi, gue bareng bu Jaenab dan beberapa temen lain dari kontingen Jawa Barat pergi cari oleh-oleh ke tempat jualan kaos yang ada di pasar Cakeranegara. Nah sedikit tips nih buat yang mau pergi jalan-jalan ke Lombok. Kalau mau beli kaos yang murah mendingan di tempat ini aja. Kadang supir taksi yang kita tanya bakalan ngajak ke tempat lain karena dia udah janjian sama pemilik tokonya. Kalau diajak gitu jangan mau, karena berdasarkan pengalaman gue sendiri, harga barang yang ada di pasar Cakera sama yang ada di toko yang dikasih tau sama pak supir itu relatif lebih murah.

Naik taksi ini juga salah satu alternatif berpergian mengitari Mataram, berhubung jarang ada angkutan umum. Sangat senang sama lalu lintas di sana karena jarang banget macet. Naik taksi pun jadi murah. Waktu itu gue pernah naik taksi cuma bayar enam ribu saja karena nggak perlu bayar argo minimal. Lain halnya kalau kita emang manggil taksinya buat dateng, itu baru ada argo minimal. Tapi itu juga kalau nggak salah cuma sepuluh ribu aja kok.

Malamnya, tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Pengumuman pemenang! Dag dig dug hatiku… (nyanyikan seperti lagu yang di apatuh.. putih abu-abu?) Juri pun mengumumkan satu persatu, ini dan itu.. ketika akhirnya sampai di pengumuman pemenang desain poster putri, keringat di sekujur tubuh gue pun mulai bercucuran.. Yak, Alhamdulillah kata Jawa Barat disebut ketika jurinya mengumumkan sepuluh besar finalis lomba. Dan untuk juara harapannya.. Dari Gorontalo! Juara ketiganya… Provinsi Kepulauan Riau! Juara keduanya.. Papua! (waaah Dina teman sekamar gue! Gue langsung celingak celinguk nyari di mana dia duduk dan melemparkan senyum) Untuk juara pertama… pemenangnya adalah… Jawa……Tengah!

Yak, dikit lagi tuh padahal berapa kilometer lagi lah udah sampe di Jawa Barat… Muhuhu sebetulnya gue nggak terlalu merasa sedih karena masuk finalis aja udah seneng banget, bisa menghirup angin Mataram ini juga udah seneng banget. Tapi yang bikin sedih adalah.. Nggak mau ngecewain temen-temen di sekolah, nama Jawa Barat, dan juga segelintir orang-orang lain yang sudah mendukung gue. Apadaya ini lah yang harus terjadi, mungkin ini memang bukan saatnya.. Suatu hari nanti, mungkin… :’-)

3 comments

  1. ah bersambung mulu nih, gua tabok juga lama-lama hahaha

    ReplyDelete
  2. Ih dewi bukan sih? Abisnya kalau dijadiin satu post terlalu kepanjangan.. ( '-')

    ReplyDelete
  3. bukan. dewi siapa? nahloloh salah orang

    ReplyDelete

© Silly Me
Maira Gall