Books
Showing posts with label Books. Show all posts

10.03.2012

Ulasan #1: Menikmati Secangkir Kopi Racikan Dee


Dee (nama pena dari Dewi Lestari) adalah seorang penulis dan juga penyanyi yang lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Karya Dee yang pertama kali saya baca adalah novelnya yang saat ini telah diangkat ke layar lebar yaitu Perahu Kertas. Novel tersebut saya baca ketika duduk di bangku SMP berdasarkan rekomendasi dari seorang teman. Ketika itu saya belum pernah membaca satu pun hasil karya Dee. Padahal, buku pertama Dee, Supernova, telah terbit sejak tahun 2001.

Walaupun begitu, Dee tetap berhasil membuat saya terpana akan kelihaiannya dalam menyusun kata dan melukiskan sebuah cerita dengan begitu ajaibnya. Perahu Kertas sukses membuat saya membacanya nyaris tanpa jeda hingga sampai di akhir cerita. Begitu pula dengan karya Dee setelahnya, sebuah kumpulan prosa yang berjudul Madre.

Ibarat sebuah medan magnet, Dee berhasil menarik saya untuk membaca lebih banyak hasil karyanya. Saya memutuskan untuk memulai dengan kumpulan cerita dan prosa yang telah diterbitkan sebelum Madre.

Filosofi Kopi.

Mendengar judulnya saya menduga bahwa tulisan Dee yang satu ini jika dirasakan dengan lidah pastilah akan terasa nikmat, sama halnya dengan secangkir kopi. Kebetulan, Filosofi Kopi sedang dicetak ulang sehingga untuk menemukan buku ini tidaklah sulit.

Cerita pertama, yang berjudul sama dengan judul bukunya, menceritakan tentang perjalanan seorang pecinta dan peracik kopi menemukan kopi dengan rasa yang paling sempurna. Untuk para pembenci kopi sekalipun, cerita ini akan tetap membuat mereka menyukainya karena Dee menggambarkan cerita ini dengan kata-kata yang tidak rumit. Alurnya pun mudah dimengerti. Di ujung cerita, Dee membuat saya menyadari bahwa kesempuraan itu sesungguhnya dapat ditemukan dibalik sebuah kesederhanaan.

Kata demi kata, halaman demi halaman saya baca dengan keterpanaan yang masih sama besarnya seperti dulu saya membaca karya Dee untuk pertama kalinya.

Tengoklah ‘Spasi’ yang terdapat di dalam buku ini. Indah, sederhana, dan mengena. Itulah yang saya rasakan ketika pertamakali membacanya. Hal kecil seperti ‘Spasi’ tidak luput dari gagasan yang ada di dalam kepala Dee. Diinterpretasikan olehnya, dan disuguhkan dengan susunan kata yang luar biasa indah.


Dalam kumpulan cerita dan prosa ini, dapat kita lihat bahwa Dee adalah orang yang sangat peka dengan hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Kemampuannya berpikir secara filosofis tidak dapat diragukan lagi. Mulai dari kopi yang sebagian dari kita minum setiap hari, hingga kecoak yang menjijikan untuk sebagian besar manusia, semuanya diramu dengan sangat cerdas dan dituturkan dengan bahasa yang tidak rumit. Makna dari sesuatu yang terlihat biasa, dibuat mendalam oleh seorang Dee. 

Kepekaan sosial, keingin tahuan, kecerdasan, pemahaman, kreatifitas yang luar biasa, semua itu seperti biji-biji kopi yang dihasilkan oleh Pohon Dee. Kemudian digiling, diseduh dan akhirnya dapat dinikmati oleh para pembaca.

Menyeruput (atau dalam konteks ini mungkin membaca) secangkir ‘Filosofi Kopi’ racikan Dee membuat saya berpikir, seberapa jauh saya telah memaknai hal-hal yang terjadi di dalam hidup ini?

3.25.2012

Look What I've Found

Image and video hosting by TinyPic
Those clothes up there are secondhand clothes I found at Pasar Senen. Actually I bought them a long long time ago and should’ve posted this right after I bought them but unfortunately I didn’t get the chance to post it till now. I forgot how much money I spent to buy those clothes, but believe me they’re as cheap as dirt. Still, each one of them looks like a brand new cloth.

For those of you who haven’t been there (Pasar Senen) yet, you might be wondering, where on earth is that place? No it’s not located in the middle of Pasar Minggu and Pasar Selasa. It’s located in Central Jakarta, near Plaza Atrium and Terminal Senen.

Don’t be gasped if you found that place really crowded. Hey, it’s a market and you know how the crowd loves Indonesian’s market. But don’t give up and held your heads high ‘cause all the sweat you get from ‘kepanasan’ at this market will be paid when you finally find some really good clothes with a really good price. 

A few weeks ago I went there again, this time I was looking for something to read and voila I found this old books and magazine.

Image and video hosting by TinyPic
Sylvia Plath’s The Bell Jar and L.J. Smith’s The Vampire Diaries. Guess how much did I pay for those two… 25k rupiahs! The papers inside of them may look so old and brown but it still read-able.


Image and video hosting by TinyPic
Nylon Indonesia's first issue, Concept 's Fashin Graphics issue, and Livingetc. Each for 10k!
© Silly Me
Maira Gall