1.09.2013


Waktu Aku Kecil

Waktu aku kecil
Dunia adalah kubus empat belas inci
Yang menayangkan gambar warna-warni
Penuh imajinasi

Waktu aku kecil
Dunia adalah permen loli warna pelangi
Merah jingga kuning hijau biru nila ungu menari
Rasanya manis seperti senyum mentari

Waktu aku kecil
Dunia adalah bulir-bulir air hujan
Yang jatuh mengaliri selokan
Disambut riang tawa kawan-kawan

Waktu aku kecil
Dunia adalah daun-daun kering
Tertiup angin ketika fajar menyingsing
Lalu berputar seperti gasing

Waktu aku kecil
Apalah arti politik dan ekonomi
Tak mengerti sengketa dan perang sana-sini
Yang aku mau boneka Barbie!

Sekarang,
Waktu dan Aku sudah tidak kecil lagi
Waktu tambah berisi
Aku bertambah tinggi

Harus lalui gejolak emosi
Tak bisa bicara seenak hati
Harus menyadari
Banyak tanggung jawab masih menanti

Waktu,
maukah berputar bersamaku?
Biarkan angin bertiup
Kembali ke masa itu

Waktu kita kecil dulu

+++



Tugas menulis puisi di sekolah, isinya sindrom 18. Sindrom sebelum umur saya genap 17 tahun 12 bulan. Ketika tersadar bahwa 17 tahun sudah mau selesai, rasanya seperti tertampar. Jadi sebentar lagi kuliah? Kerja? Jadi ibu-ibu? Semakin banyak umurnya, semakin banyak tanggung jawab yang hinggap. Lagi-lagi, saya tak ingin tumbuh besar. Dan lagi-lagi, saya mengingatkan diri saya bahwa hidup itu ya untuk tumbuh. Kalau berhenti tumbuh berarti layu dan mati, ya kan?

Jadi harus bersyukur bisa hidup sampai sekarang. Bisa ikut perjalanan mengelilingi matahari sebanyak 18 kali. Masa kecil mungkin memang menyenangkan, tapi kalau bisa membuat masa depan yang jauh lebih menyenangkan lagi, kenapa tidak dijalani?

Sebetulnya agak terlambat menulis ini sekarang.. Tapi tak apa. Sedikit kenang-kenangan dari tahun 2012 yang belum sempat saya abadikan.

1 comment

  1. love ♥♥

    Join my Anniversary Giveaway
    There will be 2 Sets Hair Chalks for 2 Winner
    Claireteressa.blogspot.com

    ReplyDelete

© Silly Me
Maira Gall