jogja trip
Showing posts with label jogja trip. Show all posts

12.29.2012

Jogjakarta [dalam kata] bag. 5

DAY 5 18-12-12

"Gelar!"

Satu kata untuk hari ini. Yap, gelar.

Hari ini waktunya check out dari losmen dan pulang, kembali ke rumah. Jadi ceritanya, kereta kami baru akan berangkat sekitar jam 8 malam dari stasiun Lempuyangan tapi.. harus udah check out jam 12 siang. Nah makanya selama nunggu dari jam 12 siang sampai malam itu kami numpang duduk di lobby losmen (wuih hebat kan losmennya pake lobby wkwk) dan detik demi detik menit demi menit di isi dengan main kartu hohoho. Mulai dari capsa, 41, sampe 51 semuanya kita mainin. Sebetulnya dari kemaren juga udah sering main kartu sih, tapi nggak selama ini. Rasanya jadi kayak lagi ikut pelatihan main kartu(?)

Pagi harinya gue dan Lita nyari sarapan di Jl. Malioboro. Kalau Bayu perginya ke pasar apa tuh, Bringharjo kalau gak salah, beli kopi titipan ayahnya. Ketika hari sudah beranjak siang, kami ke Jl. Malioboro dan setelah sekian hari lewatin jalan ini dan cuma liat-liat.. akhirnya kita beli sesuatu. Sedikit oleh-oleh buat orang-orang di rumah. Gue nemu kartu pos lucu masa, tapi ini di Gramedia Mal Malioboro hehe. Gambarnya itu kayak iklan-iklan jadoel kita yang pake ejaan lama. Harganya 3000 rupiah saja.

Sore harinya setelah sekian jam bermain kartu gue dan Lita juga sempet nyobain bakso yang dijual di deket losmen. Waah, meskipun namanya sama-sama bakso tapi setiap daerah punya ciri khasnya masing-masing ya? Kalau di sini ada bakso gorengnya juga. Enaak

Hari ini nggak banyak yang bisa diceritain karena kami memang nggak pergi ke mana-mana hehe. Sekitar jam 4 sore kami berangkat ke stasiun lempuyangan naik Transjogja. Wah ternyata, dibandingin sama waktu baru dateng itu, yang kami berempat jalan dari Lempuyangan, ternyata lebih jauh kalau naik Transjogja soalnya rutenya kayak muter gitu jadinya lebih lama juga deh nyampenya. Maghrib baru sampe.

Oh iyaaa, waktu itu dari dalem Transjogja sempat lihat pelangi! Tapi pelanginya kayak udah mau abis gitu, tinggal ujungnya doang tapi tetap cantik. Mungkin itu salam perpisahan dari langit Jogja secara simbolis? Hahaha.

Di stasiun Lempuyangan, ternyata keretanya baru dateng jam 8 (sebelumnya hampir aja salah naik, malah naik kereta yang ekonomi AC) dan nggak lama setelah itu... Kami pulang!

Wuaaah! +cubit-cubit pipi+ Ternyata bener bukan mimpi. Senang dan sedih kalau disatuin itu namanya apa ya? Senang karena akhirnya bisa kembali pulang, tapi karena kembali pulang itu juga jadi sedih..
Selamat tinggal Jogjakarta, semoga suatu hari bertemu lagi ya! Pantai Sadranan, suatu hari nanti gue akan ke sana! Merapi juga! Mungkin Ambarukmo Plaza juga wkwkwk.

Kereta kami diperkirakan bakal sampe di stasiun Senen besok pagi, sekitar jam 6. Karena perjalannya itu malem-malem jadinya kami banyak tidur deh.


DAY 6 18-12-1

"Sampaaai!"

Kami memutuskan untuk turun di stasiun Jatinegara, biar setelah itu bisa langsung naik kereta ke Depok.
Wuah rasanya baru kemaren dateng ke rumah Lita trus duduk di ruang tamunya haha! Sekarang udah pulang aja. Jadi inget pernah baca kata-kata ini di Twitter:

Hal yang paling menyenangkan dari sebuah perjalanan adalah kembali pulang.

Kalau dipikir-pikir, benar juga ya? :-)

+++++

Lima bagian, seluruh perjalanan ini menghabiskan lima bagian blogpost! Gue memutuskan untuk menulis ini semua supaya kalau udah besar nanti nggak bakal lupa. Karena sampai sekarang benda semacam pensive belum ditemukan (tau kan, alat sihir yang bisa memutar ulang kejadian yang tersimpan di dalam memori di otak) jadinya gue tulis saja dulu hehehe, maaf ya kalau jadi flooding begini.

Beberapa hari yang lalu gue nonton film 5cm dan pas liat keretanya waah langsung inget sama perjalanan ini! Alhamdulillah, sangat bersyukur atas kesempatan jalan-jalan kali ini. Jogjakarta bagus banget sih, jadi gemash. Aksesnya itu loh, harganya itu loh, nyamannya itu loh. Padahal banyak  juga kok bule-bule yang dateng ke sini tapi harga-harga di sana nggak dimahal-mahalin. Pokoknya sangat recommended buat backpacker pemula. 

Jadi pingin jalan-jalan kayak gini lagi suatu hari nanti. Mungkin setelah UN dan semuanya, setelah dapet kuliah. Pingin banget ke Baluran! Atau ke mana pun, ke arah angin bertiup juga mau hahaha. Engga juga deng, spontan itu menyenangkan memang, tapi kita juga harus bersiap untuk segala kemungkinan yang diakibatkan oleh kespontanan itu sendiri. 

Halo angin, mau bertiup ke mana lagi hari ini? Beritahu ya, supaya kami bisa menyiapkan diri. :-)

+++++


12.28.2012

Jogjakarta [dalam kata] bag. 4

DAY 4 17-12-12

"Gimana kalau kita naik sepeda ke Parangtritis?"

Rencananya, wacananya, spik-spiknya sih kemaren kayak gitu wokwokwok. Emang dasar anak-anak sok tau ya.. Belum tau aja kalau dari Malioboro ke pantai itu jaraknya puluhan kilometer dan jalannya juga ada turunan dan tanjakan. Nyampe sih mungkin, tapi mungkin nyampenya besok (-_- )

Oh iya, karena satu dan lain hal hari ini Munif pulang duluan hiks. Jadinya it's just the three of us, we can make it if we try(?) Bayu, Lita dan Silmi against the world!

Setelah sarapan yang cukup... Ngomong-ngomong soal cukup, selama di Jogja gue mengusahakan makan itu ya sampai cukup aja nggak harus sampai kenyang biar ngirit uang. Jadi kalau makan nasi kucing (2000rupiah) ditambah satenya (1500rupiah) dan gorengan (500rupiah) ditutup dengan teh tawar hangat (500rupiah) itu udah cukup untuk si perut maka cukupkan saja sampai di situ hahaha. Trus jadi mikir gimana kalau nanti ngekos pas kuliah... Mudah-mudahan gue nggak bertambah kurus aamiin.

Sampai di mana kita tadi? Oh he-eh, setelah sarapan kami bertiga berangkat ke tujuan pertama dari tur de gowes hari ini: Pasar Hewan Pasty! Yak, lagi-lagi kami akan bertemu dengan hewan-hewan lucu. Betapa penyayang binatangnya kami. Jarak dari Malioboro ke pasar hewan tidak terlalu jauh rupanya, apalagi dibandingin sama jarak ke Parangtritis. Kalau naik bis cuma 10-15 menit.

Berangkatlah kami ditemani langit yang sedikit mendung dan angin semilir. Untung juga langitnya mendung jadi mataharinya nggak bisa menyengat kami. +gowes gowes gowes+

Wuaaaah. Sangat cinta Jogjakarta dan jalur sepedanya yang tertata rapi. Dan jalanannya yang tidak macet. Dan pengemudi kendaraan bermotor yang pengertian. Coba kalau semua kota di Indonesia kayak gini... Berapa banyak polusi yang bisa dikurangin, berapa besar dampaknya terhadap kesehatan lingkungan.

Jadi di setiap jalan besar itu selalu ada sisa untuk pengendara sepeda. Di banyak lampu merah ada ruang tunggu sepeda. Dan setiap ada jalur alternatif sepeda pasti selalu ada plangnya, ngasih tau itu jalur alternatif menuju ke mana. Empat jempol buat yang ngebangun! Semoga masuk surga pak. Waah jadi Jogja itu selain walkable dan public-transportation-able, bike-able juga toh.

Walaupun diantara kita bertiga nggak ada yang tau Pasar Hewan Pasty itu di mana, meskipun kami udah nggak bisa pake apple maps, kami tidak tersesat hohoho! Ini semua berkat peta gratis yang didapat dari kebun binatang Gembira Loka! Haha sangat gembira.

Setelah muntah banyak pelangi di pasar hewan.. Kenapa muntah pelangi? Soalnyaa ya ampun kiyut-kiyut banget anjing kucing kelinci kan jangkrik tokek ular semuanya! Gak kuat.. Ada burung hantu pula.. Mau beli sebetulnya tapi takut mati nanti kalau binatangnya naik kereta(?) Lanjut gowes lagi ke tujuan selanjutnya. Pas banget keluar dari pasar hewan hujan turun rintik-rintik dan lama kelamaan berubah jadi hujan deras. Terpaksa neduh dulu di pinggir jalan. Oke ternyata kalau orang bilang don't wait for the rain to stop itu betul ya soalnya dia nggak bakalan stop haha kami berteduh cukup lama. Samapi akhirnya hujannya tinggal sedikit baru kami kayuh lagi itu sepeda.

Tujuan selanjutnya adalah... eng ing eng! Kotagede, pusat kerajinan perak! Meskipun nggak ada yang mau beli perak juga sih wkwk namanya juga kan sepedaan, kemana pun itu yang penting naik sepeda(?) Di perjalanan menuju Kotagede ternyata perut kami mulai meronta-ronta berteriak kelaparan. Baiklah, perut-perut.

Kami menemukan warung Lotek Bu.. Aduh bu siapa ya gue lupa.. Hmm sebut saja Mawar. Di warung Lotek Bu Mawar inilah perut lidah dan kantong kami dimanjakan dengan porsi banyak dan cita rasa yang begituuu nikmatnya dan harga yang terjangkau. Sebenarnya lotek itu apa sih? Salaah, bukan permen karet! Kalau menurut wikipedia si ensiklopedi bebas, lotek itu hampir sama dengan pecel, yakni makanan berupa rebusan sayuran segar yang disiram dressing berupa sambal dicampur bumbu kacang. Wuih dressing, padahal nggak pake dress(?). Bisa dimakan pake nasi atau lontong. Mirip gado-gado juga kalau di Jakarta.

Yang bikin lotek bu Mawar ini beda dari pecel atau gado-gado biasa adalah bumbu kacangnya. Nguleknya itu kayaknya pake cinta deh. Srius rasanya top markotop lah kalau kata pak Bondhan Winarno. Kalau kata orang bule oh my God it's so f-ing good. Kalau kata orang sunda meuni enak pisan (tapi ini orang sunda kw 3 wkwk). Kalau kata orang India nehi nehi nehi nehi aca bum bum. Kalau kata orang Perancis oui merci oui oui. Kalau kucing yang makan miauw miauw miauw. Kalau kata orang yang lagi baca udahan ah capek.................

Pokoknya kalau mampir ke Jogja harus cobain penganan yang satu ini ya pemirsa. Sayangnya lupa sih nama warungnya itu apa, letaknya di jalan apa juga lupa.. Oh iya harganya satu porsi 6000, murah kaaan. Kalau di Jakarta mungkin bisa sampe 20000 kalau dijualnya di mall (yudontsay). 6000 udah kenyang banget bahkan gue nggak abis trus diabisin Lita hehehe. Kalau di angkringan 6000 itu baru sampe level cukup, belum level kenyang apalagi level kenyang banget.

Setelah perut kami bahagia kami pun melanjutkan perjalanan. Wah ternyata masih lumayan jauuh. Lewat ring road selatan, lewat jalan yang sedikit nanjak, sampai akhirnya terlihat deretan toko-toko yang menjual berbagai kerajinan perak. Bagus-bagus sepertinya (orang lewat doang wkwk). Bagus juga ini penataan tempat wisatanya. Hebat hebat.

Pulangnya kami mampir ke rumah sepupunya Lita, nggak jauh dari Jl. Patangpuluhan. Lumayan, sejenak mengistirahatkan kaki. Di sana Lita cerita sama sepupunya tadinya bahkan kita mau sepedaan sampe Parangtritis, terus sepupunya Lita bilang, wah jangan ke pantai itu, itu mah isinya mendes gondes. 

Mendes? Gondes? Apa pula itu? +mendadak batak+ Jadi mendes itu, jelas sepupunya Lita, adalah singkatan dari.. Dari apa yak aduh gue lupa wkwk pokoknya desnya itu ndeso. Mendes itu cewek kalau gondes itu cowok. Gondes itu biasanya yang bajunya kegedean sok hip hop terus celananya melorot-melorot. Oalaaaah alay-alay gitu toh maksudnya. Yang upay-upay gitu deh katanya.

Trus ada juga nih sebutan lain. Waktu Lita sempat menyinggung gimana kalau kita ke Amplas (Ambarukmo Plaza) aja besok, sepupunya Lita bilang kalau yang ke Amplas itu biasanya kimcil-kimcil. Hahaha apaan lagi tuh.. Temennya kimchi? Hoo ternyata kimcil itu anak-anak SMP yang masih pada labil-labil. Wkwkwk lucu-lucu ya sebutannya.

Kami mengobrol ini dan itu dan tak terasa toples makanan di rumah sepupunya Lita udah tinggal setengah wkwk berarti waktunya untuk pulang ke losmen.

Sampai di losmen kakinya sakit hahaha pasti karena sudah bersepeda seharian. Tapi sangat senang. Wuhu asyiknya bila bersepeda~ Wuhu~ Berkeliling di Jogjakarta~ Btw tadi ngelewatin hotel tempat nginep pas study tour dulu itu loh di jalan pulang. Terus tos sama banyak pohon! 

Despite the pain on my legs, today was a blast!

12.27.2012

Jogjakarta [dalam kata] bag. 3

DAY 3 16-12-12

"Sil, jangan lupa kerjain tugas biologi ya.."

Beberapa sms yang masuk ke hp gue sejak beberapa hari ini, isinya kurang lebih seperti itu. Karena bagi rapot itu tanggal 21, jadinya masih ada beberapa tugas yang harus diselesaikan. Berhubung Lita juga dapet tugas yang sama, maka sekitar jam sembilan/sepuluh pagi kami pun berjalan kaki menuju warung tempat di mana (hampir) semua pertanyaan memiliki jawaban. Warung internet.

Haaah untung sekali di Jl. Malioboro ada warnet 24 jam jadi guru biologi kami nggak akan marah ya kan tring tring. Kapan lagi coba ngerjain tugas di warnet Malioboro haha. Warnetnya agak sedikit suram dan membuatnya jadi terlihat seram. Dan yang lebih seram lagi waktu kami sedang asyik-asyiknya ngerjain tugas ada segerombolan anak punk... Dengan anting-anting dan baju khas anak punk wiii sangat seram. Bahkan ada yang ngajak Lita kenalan hiii seram kan. Setelah bergulat dengan tugas kami pun buru-buru keluar dari warnet.. sebelum kami di invasi!

Hari ini sebetulnya kami bingung mau pergi ke mana soalnya kan sisa uang udah tinggal sedikit tuh wkwk padahal baru hari keberapa ini, masih ada besok dan besoknya lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk berkunjung ke UGM karena masuk ke sana gratis haha dan tinggal naik Transjogja.

Di UGM jalan-jalan liat-liat aja, trus malah duduk-duduk di satu jalan yang banyak pohonnya. Jadi kalau UGM itu kampusnya kayak misah-misah sesuai fakultas dan jadi kayak ada komplek-nya gitu. Kalau UI kan semuanya di satu area (kecuali fakultas yang bukan di Depok). Di jalan pulang gue liat banyak kupu-kupu waaa sangat lucu. Oh iya sempet mampir juga ke koperasinya dan harga barangnya lebih murah daripada minimarket deket losmen +nama disamarkan+

Setelah pulang dari UGM dan sedikit beristirahat di losmen.. waktunya makan malam! Menu makan malam kali ini adalah.. Angkringan Tugu. Yak, nggak boleh bosen sama angkringan. Dan kalau di angkringan yang ada banyak di deket stasiun Tugu ini menunya agak sedikit berbeda kok daripada angkringan yang biasa. Ada sate kudanya, ada nasi mercon. Ada kopi joss!

Nasi mercon itu nasi yang di dalemnya ada merconnya. Nah cuma merconnya ini nggak terbuat dari bubuk mesiu melainkan daging yang dilengkapi potongan-potongan cabe rawit merah. Iya, cabe rawit merah yang sangat enak itu! Wuih enak deh pokoknya mbikin perut meledak-meledak.

Kalau kopi joss? Apa itu kopi joss? Bukan, bukan kopi ditambah extrajoss. Pertamanya gue juga agak ngira kayak gitu tapi ternyata bukan. Jadi kopi joss itu kopi yang dihidangkan dengan arang panas. Arangnya dicelupin ke dalem gelas kopi. Rupanya Bayu dan Munif penasaran dan mereka memesan minuman itu. Rasanya nggak terlalu beda sama kopi biasa masa, kalau menurut gue. Yang bodoh adalah gara-gara arangnya nggak berasa jadinya Munif sama Bayu malah gigit arangnya hahaha. Trus mereka bilang rasanya kayak kayu. Ya iya lah wkwk (-_- )

Pulang dari angkringan, gue dan Lita bermain sesuatu yang sangat seru di Jl. Malioboro! Ho ho ho panggil kami agen Silmi dan agen Lita. Sebenernya cuma gitu doang sih sebetulnya jadi gue sama Lita ngumpet dari Munif dan Bayu dan mereka nggak sadar. Wuih kalau ini acara Running Man mungkin gue sama Lita bakalan menang wkwk.

Tenet tenet, tenet tenet tenet tenet teneeeet tenene nene net! +soundtrack pink panther+

Gue dan Lita mengendap-endap dibelakang Munif. Nah trus pas dia berenti buat beli sesuatu kita lari dan sembunyi di depan sebuah toko. Dari balik tumpukan barang dagangan kita ngintip-ngintip. Nggak lama kemudian Bayu dateng.

Hahaha rasanya sangat menggelitik loh. Terus gue sama Lita mikir berbagai macam cara mengejutkan mereka berdua supaya seru. Mulai dari pura-pura liat barang dagangan trus bilang "Eh, Munif? Bayu? Ngapain di sini?" sampe lewat aja dan pura-pura nggak ngeliat mereka berdua. Nggak berapa lama, Lita ngintip lagi dan... Yaaah ternyata mereka udah pergi hahahaha nggak jadi deh ngagetinnya. Akhirnya kami berdua balik ke losmen karena sepertinya mereka udah balik ke sana.

Pada akhirnya gue dan Lita bertemu mereka di tempat rental sepeda yang masih terletak di Jl. Sosrowijayan tempat kami nginep. Oh iya lupa cerita jadi di deket losmen itu ada tempat nyewa sepeda. Setelah ditelisik (halaah) ternyata harganya 30.000 rupiah buat 24 jam. Lumayan banget kaaan. Nah daripada besok kami bengong doang di losmen seharian main kartu, lebih baik kami bersepeda saja betul apa tidak? Karena kami mulai pinjem dari malem ini berarti sepeda-sepedanya bakal dikembaliin besok malem.

Hari belum terlalu gelap, kami pun memutuskan untuk bersepeda ke alun-alun selatan. Horeee nggak perlu jalan kaki lagi.

Meskipun hari ini nggak pergi ke gunung merapi atau pun ke pantai-pantai di Wonosari, ternyata Jogja punya banyak hal lain yang nggak kalah seru! Kalau kata Bayu pas lagi naik sepeda di jalan pulang dari alun-alun, ini nginetin dia sama lagu Bon Jovi yang I Love This Town.

I always knew, that I'd like this place/
You don't have to look too far, to find a friendly face/
I feel alive when I'm walkin' on the street/
I feel the heart of the city poundin' underneath my feet/


Well...we all love Jogja, don't we? :-D

12.26.2012

Jogjakarta [dalam kata] bag. 2

DAY 2 15-12-12

“Jadi hari ini kita ke manaaa?”
“Kebun binatang, abis itu ke Prambanan!”

Begitulah instruksi yang diberikan oleh bapak Bayu untuk memulai perjalanan kami di Jogja hari ini. Berbekal pengetahuan yang minim tentang lokasi kebun binatang tersebut, berangkatlah kami meninggalkan losmen, setelah sebelumnya menghabiskan sarapan yang dijual mbak-mbak yang bahkan sampe masuk ke dalam losmennya buat jualan.

Nggak jauh dari losmen tempat menginap ada sebuah tempat yang teramat sangat berguna untuk nusa dan bangsa apalagi untuk pelancong yang sedang putus asa(?) Oke berlebihan wkwk. Yaitu… halte Transjogja!

Mari sama-sama berdoa agar pembangun Transjogja dan trayek serta haltenya ini masuk surga. Karena selain harga tiketnya murah (3000 rupiah sekali naik dan itu bisa sampai jauuuuh sekali) pelayanannya pun sangat bagus. Mau pergi ke mana di daerah istimewa penghasil bakpia surgawi ini? Tinggal tanyakan kepada petugas yang ada di halte dan mereka akan menjawab dengan senyuman merekah. Hah.. sangat memuaskan hati pelanggan. Bisnya juga bagus meskipun agak kurang besar, tapi aman!

Jadi setelah sedikit bertanya dan naik ke dalam bis kami pun tiba di kebun binatang Gembira Loka! Yaay dari namanya aja udah gembira ya nggak? Ada beberapa pilihan harga tiket masuk kalau mau ke Gembira Loka. Dari 15 ribu rupiah sampai 30 ribu rupiah. Kalau yang 30 ribu itu udah termasuk tiket Kataring (sejenis kendaraan yang bakal nganterin berkeliling kebun binatang) dan juga transportasi air. Karena kami pikir tiket 30 ribu itu akan lebih menguntungkan maka kami beli lah empat tiket dan yaaay ayo kita lihat binatang-binatang lucu.

Wah ternyata Gembira Loka sangat bagus dan tertata rapih, petugasnya pun ramah-ramah. Dan dari yang gue liat orang-orang yang kerja di sini tuh kayak tulus banget kerjanya dan kerja bareng-bareng seperti satu keluarga. Nggak nyesel kok meskipun jauh-jauh ke Jogja ujung-ujungnya ke kebun binatang.. soalnya kebun binatang yang ini beda.

Setelah puas melihat beraneka ragam ular-ular lucu, reptil, ikan, primata, kadal, buaya, komodo, bahkan ada kudanil yang super besaaaar sekali dan kudanilnya mangap! Dan juga binatang yang lainnya..  dan naik kataring dan transportasi air… Oh iya kita juga sempet ngeliat pertunjukan binatang dan itu pertunjukannya gratis loh. Sangat menghibur! Di akhir pertunjukkan ada orang utan yang boleh diajak foto bareng. Pas di situ backsound lagunya lagu anak-anak jaman dulu.. Tau nggak yang orang utan tan tan orang utan tan~ +ini ceritanya nyanyi+
Kalau gak tau boleh lihat di sini. Pokoknya lagu itu jadi semacam soundtrack buat perjalanan selama di sana hahaha silahkan tanya Lita dan Bayu.

Ketika kami memutuskan untuk beranjak dari Gembira Loka dan melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata selanjutnya, tiba-tiba langit berubah menjadi kelabu dan meneteskan banyak air mata… (kok jadi sedih) Itulah fenomena yang biasanya kita sebut sebagai hujaaan! Oh tidak kami pun berlari-lari keluar dari Gembira Loka.

Ternyata lokasi halte Transjogja menuju arah Prambanan letaknya cukup jauh dari pintu keluar Gembira Loka sehingga kami pun harus menumpang berteduh di depan sebuah toko.. (Ibu kalau baca tulisan ini saya mau bilang makasih ya bu, maaf agak ngalangin pintu).  Setelah hujannya mereda langsung deh ke halte terdekat dan setelah perjalanan yang agak cukup lama kami sampai di sebuah halte.

Dari halte tersebut ke pintu masuk Prambanan itu ternyata agak lumayan jauh… Terus sepanjang perjalanan kami bernyanyi-nyanyi saja supaya panjangnya jalan itu tidak terasa dan akhirnya sampai! Harga tiket masuk Prambanan itu 25000 rupiah saudara-saudara. Nah di dalemnya kita banyak foto-foto pake hp Munif (yang gaul itu loh). Kenapa hp Munif? Karena hp Lita nggak ada kameranya, kamera hp gue seperti tak ada gunanya, dan kamera hp Bayu tidak sebagus kamera hp Munif. Jadi kalau secara matematika tingkat kekameraan hp kita itu seperti ini: hp munif > hp bayu > hp silmi > hp lita.

Dan yang menyedihkan itu sebetulnya nggak ada yang bawa kamera pocket maupun dslr apalagi slr, apalagi kamera analog. Jadi dengan adanya hp Munif itu kami sudah sangat bersyukur. +tangan menengadah ke langit+

Setelah puas berfoto-foto dengan gaya A sampai gaya Z di peninggalan yang sudah berumur sangat tua ini kami pun kembali pulang ke Jl. Sosrowijayan tempat sabun dan sikat gigi menunggu untuk digunakan.

Sesampainya di losmen Lita memutuskan untuk menghitung piutang dan utang yang ia miliki, dan berapa pengeluaran yang dihabiskan untuk hari ini. Dan ternyata ho ho ho ho ho ho! Hari ini kami sudah menghabiskan sekitar 90rb rupiah. Padahal uang yang kami bawa tidak seberapa, dan masih banyak hari tersisa, dan uang penginapan yang harus dibayar… Hari tergegabah sepanjang sejarah!

Padahal rencananya besok itu mau ke Merapi, terus besoknya mau ke Wonosari. Namun nasi telah menjadi bubur, uang yang tersisa tak bisa tumbuh subur(?). Silahkan lihat sketsa Day 2, itu isinya kalkulasi sisa uang… Bahkan Bayu menyarankan kami menginap di mesjid terus beli promag yang banyak. Kenapa beli promag? Supaya kuat meskipun nggak makan berjam-jam nggak bakalan kena sakit maag. Udah kayak gitu kok ya waktu itu gue malah ketawa-tawa aja bukannya panik hahahaha selama tiket pulang sudah di tangan… Alhamdulillah yah kami nggak sampai menggembel di pinggir Jl. Malioboro.. Tapi ya rencana ke Merapi dan Wonosari itu terpaksa dibatalin. Karena uangnya harus disimpan buat beli makan juga..

Begitulah saudara-saudara, amanat yang dapat diambil, nanti kalau mau jalan-jalan itung-itung dulu ya terus rencanain mau ke mana aja. Kalau mau spontaneous juga gakpapa sih, tapi ya nanti mungkin juga spontan uhuy uangnya habis atau nggak bisa beli makan :’-)

Malam harinya Bayu ngajak makan di alun-alun selatan. Dengan berjalan kaki, untuk menghemat uang. Kami semua mengiyakan saja ajakan Bayu karena kami sangat polos ketika itu dan tidak tahu.. kalau ternyata… alun-alun selatan itu… Jauh banget subahanallah Allah maha besar! Syukurlah Jogja termasuk kota yang walkable, nggak membuat kita tersesat dan lagi pula kan ada Apple Maps tring tring.

Di alun-alun selatan kami makan di angkringan (padahal di deket losmen juga ada sebenernya tapi nggak apa-apa biar seru dan ada ceritanya wkwk). Pokoknya demi menghemat uang kami rela tidak naik becak-becak-an yang berkelap-kelip banyak lampunya itu dan sangat minta dinaikin itu.. (untungnya udah pernah nyoba waktu study tour dulu). Kami pun rela pulang ke Malioboro dengan berjalan kaki (lagi untuk yang kesekian kalinya hari in).

Hari ini kami berempat sangatlah bugar dan sehat karena banyak berjalan kaki, seperti iklan Anlene(?) Atau bahkan mungkin kita bisa diangkat jadi brand ambassador(?). Kalau nggak salah kata Munif waktu itu jarak dari Malioboro ke alun-alun selatan itu ya sekitar tiga kilometer. Berarti bolak-balik enam kilo. Kurus kurus deh… Trus gue mau kurus kayak gimana lagi coba :’-)

Tapi pulangnya seru banget loh soalnya jalanan sepi terus kita lari-lari aja. Lari lari lari terbang dan berlari~ berjuanglah tsubasa pahlawan kita~ Wuih harus rasain sensasinya. Bahkan lari kayak gitu doang aja bisa sangat membahagiakan..

Sampai di losmen kaki-kaki ini juga sangat bahagia karena akhirnya mereka bisa berlindung dari serangan asam-asam laktat yang sungguh jahat. 
Trimakasih banyak Jogja untuk hari yang sangat melelahkan-tapi-menyenangkan ini!

Jogjakarta [dalam kata] bag. 1

“Sil, ke Jogja yuk naik kereta!”
“Ayoooook!”

Sesimpel itu lah obrolan yang akhirnya membawa gue bertualang ke kota yang selalu menjadi tujuan favorit para pelancong. Apalagi yang sangat amat pemula seperti gue ini. Ke sana nggak tau apa-apa, belum rencanain mau ngapain aja. Kalau kata Bayu sih, yang penting nyampe aja dulu.

Hahaha sampai sekarang rasanya masih nggak percaya kalau waktu itu beneran jadi pergi ke sana. Tapi setelah melihat bukti-bukti yang ada, ternyata memang benar itu semua nyata.

Nah sekarang mau coba nyeritain dari awal pergi sampai pulang. Selamat membaca!

DAY 1 14-12-12
Sekitar jam sepuluh pagi nyokap mengantar gue ke rumah Lita. Bayu dan Munif sudah  duduk manis di ruang tamu. Lita sudah mandi. Tapi……..

 tapi ternyata bundanya Lita tidak mengijinkan Lita untuk pergi.  

Jeng jeng jeng jeng! +zoom in zoom out seperti di sinetron+

Tiket kereta sudah di tangan, bahkan udah di beli sama Bayu dari bulan Oktober. Gue sudah membawa tas dan baju dan alat-alat bahkan handuk pun tak ketinggalan. Bayu ngebayangin kalau kita emang nggak jadi pergi dia bakal ngumpet di rumah soalnya malu udah tiga kali mau pergi tapi wacana semua wkwkwk. Saat kita semua sudah putus asa dan kehilangan harapan, tiba-tiba Munif muncul layaknya pahlawan bertopeng.

“Ya udah yuk berangkat bertiga aja. Nanti nginepnya kan bisa di hotel yang murah-murah.”

Respon impulsive dan gila gue langsung mengiyakan saja hahaha sangat gila sebetulnya gue berpergian hanya cewek seorang diri tapi karena gue pikir kapan lagi bisa pergi lagipula udah bawa tas banyak begini, yowis lah kita lanjut pergi saja. Kita semua pamit sama Lita dan bundanya. Lalu gue dan Bayu naik angkot ke stasiun kereta. Munif dan motornya melipir dulu ke rumah neneknya.

Di dalam angkot, handphone Bayu tiba-tiba berdering… (jeng jeng jeng jeng). Setelah selesai berbicara dengan telepon eh maksudnya di telepon, Bayu bilang kalau Lita jadi ikut!!! Hah wah wih hahaha hihihi! Kontan gue mengucapkan Alhamdulillah. Feeling gue waktu itu mengatakan bundanya Lita akhirnya ngebolehin Lita ikut soalnya kasian ngeliat gue pergi sendiri hahaha dan ternyata memang benar.

Jadi…kalau saja Munif tidak mengajak untuk tetap pergi, dan gue tidak jadi pergi, Lita nggak bakalan ikut dan mungkin juga perjalanannya batal. Mari kita beri tepuk tangan dulu untuk Munif! +prok prok prok+

Berangkatlah kami berempat dari stasiun depok baru naik kereta ke stasiun gondangdia, lalu naik bajaj ke stasiun pasar senen sampai akhirnya duduk di kursi kereta ekonomi GBM Selatan. Sekitar pukul satu siang (kurang berapa menit gue lupa) GBM Selatan pun bergerak mengantarkan kami menuju..Jogja!

Keretanya…yah, tentu saja tidak semewah kereta eksekutif tapi nggak pengap kok. Dan lumayan nyaman. Terus nggak ada orang yang gendong ayam gitu kayak yang di tipi-tipi. Makanan juga melimpah ruah. Banyak sekali pedangan berlalu lalang mulai dari yang jual nasi rames sampe screen protector buat hp juga ada.

Perjalanan Pasar Senen – Lempuyangan memakan waktu kira-kira sembilan jam. Supaya nggak bosen dan nggak tidur melulu (emangnya hotel) kita bermain tebak-tebak lagu. Jadi gue dan Munif me-lipsync-kan lagu dari hp Munif terus Bayu sama Lita harus nebak. Ternyata mereka nggak bisa nebak banyak ho ho ho.  

Kalau udah capek main tebak lagu kita makan atau tidur atau ngobrol atau..melihat Apple Maps dari hp Munif supaya tau masih sejauh apa keretanya dari tempat tujuan (tepuk tangan lagi buat Munif? Nggak?). Setelah sekian jam bermain tebak lagu, sekian jam tidur, sekian jam ngobrol, akhirnya titik bulat kecil di apple maps-nya Munif menunjukkan bahwa kita sudah sampai. Hip hip hore!

Layaknya backpacker handal, gue, Lita, Munif, dan Bayu berjalan kaki dari stasiun Lempuyangan mencari jalan menuju Malioboro. Sangat senang akhirnya bisa bertualang kayak gini! (padahal belum tau mau nginep di mana sil-_- )

Akhirnya setelah ribuan langkah mendaki gunung melewati lembah sampailah kita di jalan yang dipenuhi pedagang kaki lima, becak, serta andong. Kita nemu losmen yang murah dan lumayan, di Jl. Sosrowijayan. Wihi kasur, finally!

Kalau inget-inget lagi kejadian di pagi harinya, rasanya agak surreal gitu nggak sih akhirnya bisa pergi bahkan touchdown kasur di losmen Malioboro?! Buat gue itu sangat surreal dan absurd tapi juga sangat.. (kalau kata Syahrini sih) ctar membahana badai uhlala!

Masih ada banyak hari menanti untuk dipetualangi(?) Setelah sedikit mengobrol tentang rencana besok akhirnya kita pergi ke kamar masing-masing dan mengistirahatkan diri yang sudah duduk selama kurang lebih sembilan jam sampai hampir lupa rasanya rebahan.

++++

Hoam sekarang sudah jam setengah satu pagi.. Baru hari pertama udah banyak banget nih yang diceritain, hari-hari selanjutnya bersambung ke bagian berikutnya yaa!
Selamat pagi dan selamat tidur! :-)

12.25.2012

Jogjakarta [dalam sketsa]







© Silly Me
Maira Gall